News
Sabtu, 27 Maret 2010 - 10:28 WIB

Pemilihan Ketua NU diwarnai keributan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Makassar–Menjelang pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Makassar sempat terjadi keributan. Keributan peserta rapat berlangsung saat melakukan pendaftaran di depan ruang utama Asrama Haji Sudiang. Di situ, cekcok dan saling dorong antara peserta dengan petugas keamanan, tak terhindarkan.

Penyebabnya, pengurus NU Sumatera Barat, yang berjumlah 19 orang baru tiga yang dipanggil masuk. Antrean belum selesai, panitia bagian regristasi tiba-tiba meanggil peserta dari daerah lain. “Ini tidak adil dan ada intervensi dari orang yang berkempetingan,” ujar Taekhuni Wahid, pengurus cabang  NU Solok, Sumatera Barat, Sabtu (27/3).

Advertisement

Jadwal pemilihan sedianya pukul 08.00 WIB molor. Hingga menjelang pukul 10.00 panitia masih disibukkan registrasi dan sebagian besar peserta belum hadir di aula utama, tempat pemilihan berlangsung.

Dari pantauan di Asrama Haji Sudiang, sudah terdengar berulang kali panitia mengumumkan agar peserta rapat segera datang. Namun, panggilan itu hanya sanggup mengundang beberapa orang saja. Jumlah peserta yang tampak di ruang utama baru sekitar 30 persen.

Belum hadirnya mereka memunculkan spekulasi kian santernya politik uang. Semalam, setelah rapat pleno diakhiri hampir pukul 24.00 WIB, pengurus elite tidak langsung istirahat. Mereka dikabarkan langsung bergerilya menggalang dukungan suara.

Advertisement

Istilah tawaf (datang menemui tim sukses calon satu ke tim sukses calon lain) di muktamar menjadi kode adanya pengurus yang menjajakan suara. “Inilah yang diduga terjadi politik uang,” kata sumber tersebut.

Jadwal pemilihan ketua umum akan didahului pemilihan ketua rais am (dewan penasihat), yang kandidatnya KH Sahal Mahfudz, KH Maemun Zubeir, dan KH Hasyim Muzadi. Adapun calon ketua tanfidzyah (ketua umum) antara lain KH Salahuddin Wahid, KH Said Aqil Siradj, Ahmad Bagja, Slamet Effendy Yusuf, Masdar Farif Mas’udi, dan Ulil Absar Abdalla.

tempointeraktif/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif