News
Sabtu, 27 Maret 2010 - 09:44 WIB

NU tidak gampang mengkafirkan orang

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Makassar–Dari hasil rapat komisi Batsul Masail Maudluiyah, para ulama syuriah NU mengkritisi banyaknya pihak yang mudah mengkafirkan orang lain hanya karena berbeda pendapat. Menurut Ketua Komisi Batsul Masail Maudluiyah, KH Masyhuri Naim, para ulama syuriah NU menyayangkan hal tersebut dan memiliki beberapa kriteria sebelum menyebut pihak lain itu sebagai kafir atau bukan.

Beberapa kriteria yang dimaksud oleh Masyhuri itu adalah orang yang mengaku muslim namun mengingkari enam rukun iman dan lima rukun Islam.

Advertisement

“Pengingkaran kerasulan Nabi Muhammad juga mendapat poin penting dalam kriteria dewan syuriah NU, yakni orang dapat dikatakan kafir jika menganggap masih ada rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad,” jelas Masyhuri di media center Muktamar NU di Makassar, Sulsel, Jumat malam (26/3).

Masyhuri menyebutkan, bahwa ketika Nabi Muhammad masih hidup pun perbedaan antarkaum muslim sudah sering terjadi dan masih diakomodir oleh Rasulullah. NU memaklumi adanya perbedaan pendapat atas dalil-dalil yang debatable atau adanya multi interpretasi di kalangan umat Islam.

“Sebagai ulama, kami hanya sebagai legislator saja yang punya tanggung jawab atas persoalan ummat, bukan eksekutor yang bisa memutuskan orang tersebut itu sudah kafir atau belum,” ungkap Masyhuri usai jumpa persnya.

Advertisement

Terkait kasus penyerangan dan klaim kafir bagi kaum Ahmadiyah di Indonesia oleh beberapa pihak, Masyhuri berpendapat bahwa posisi NU tidak dalam rangka mengkafirkan kaum Ahmadiyah semata. NU dalam kasus Ahmadiyah, lanjut Masyhuri, malah membantu para penganut Ahmadiyah dalam bentuk nasehat dan petunjuk, agar kembali memeluk Islam sesuai ajaran ahlusunnah wal jamaah yang diajarkan Rasulullah.

dtc/rif

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif