News
Jumat, 26 Maret 2010 - 10:12 WIB

Hengkangnya dua direktur KPK, diduga terkait Markus

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— ICW mencurigai mundurnya dua direktur KPK bukan sekadar karena mencari penghasilan yang lebih baik dari KPK. Mereka mundur lebih karena bentuk kekecewaan terkait praktek makelar kasus.

“Kurangnya dukungan politik terhadap pekerjaan-pekerjaan mereka. Seperti penyelesaian dugaan markus di tubuh KPK yang menjadi tugas pengawasan internal, ada informasi seperti itu,” kata Koordinator ICW, Danang Widyoko, Jumat (26/3).

Advertisement

Seperti diberitakan sebelumnya, dua direktur KPK, yaitu Direktur Pengawasan Internal (PI), Chesna F Anwar dan Direktur Pengolahan Informasi dan Data (Pinda), Budi Ibrahim resmi mengundurkan diri dari KPK per 1 April mendatang.

Khususnya Direktorat PI, lanjut Danang, adalah divisi yang seharusnya mendapat dukungan penuh dari para pimpinan. Hal itu karena PI bertugas memeriksa rekan-rekannya sendiri di KPK bila terindikasi melakukan pelanggaran kode etik.

“Kerja dia (PI) kan memeriksa teman-teman di KPK (termasuk pimpinan), nah itu kan butuh dukungan politik dari pimpinan. Mudah-mudahan keluarnya Direktur PI bukan karena laporannya tidak difolow-up oleh pimpinan,” urai Danang.

Advertisement

Saat ini, ada dua kasus penting yang tengah diusut PI, yaitu kasus dugaan pelanggaran kode etik Ferry Wibisono, Direktur Penuntutan, karena mengantarkan saksi KPK lewat pintu belakang dan pemeriksaan terhadap dugaan markus di tubuh internal KPK.

Menanggapi kecurigaan itu, Wakil Ketua KPK, Mochamad Jasin kembali menegaskan bahwa alasan keduanya adalah murni untuk mengembangkan karier. Juru Bicara KPK, Johan Budi SP dalam keterangannya kemarin malah menyebut keduanya pindah untuk pekerjaan yang dari segi finansial lebih baik dari KPK.

Terhadap alasan itu, Danang tidak sependapat. Menurutnya, KPK memang tidak akan sanggup memenuhi kebutuhan yang melebihi dari batas anggaran yang disediakan pemerintah. “Kerja bukan hanya masalah uang. Ini (lebih) karena kurangnya dukungan kepada mereka,” pungkasnya.

Advertisement

inilah/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif