Bogota–Sebuah bom mobil meledak di kota pelabuhan Kolombia, Buenaventura, Rabu (24/3). Akibatnya, sebanyak sembilan orang tewas dan belasan lainnya terluka.
Pemerintah setempat menuding serangan tersebut dilakukan gerilyawan FARC (Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia) atau komplotan narkoba. Ledakan tersebut juga menghancurkan sebagian kantor kejaksaan di Buenaventura. Buenaventura merupakan kota dengan pelabuhan terbesar yang menjadi lalu lintas perdagangan ekspor kopi juga menjadi jalur perdagangan narkoba ke Pasifik.
Gambar televisi lokal memperlihatkan taksi-taksi dan toko-toko rusak. Sementara warga membawa korban terluka ke rumah sakit beberapa menit setelah ledakan dalam serangan terburuk tahun ini di Kolombia.
Perang terhadap gerilyawan FARC mulai surut sejak Presiden Kolombia Alvaro Uribe berkuasa pada 2002 dan mengirim pasukan ke sarang para pemberontak dan gembong narkotika. Namun, para gerilyawan masih mengangkat senjata di kawasan pedesaan dan Kolombia masih tetap menjadi eksportir kokain terbesar di dunia.
“Kami tidak boleh lengah,” ujar Uribe usai pengeboman. “Kami telah banyak melakukan perbaikan di Buenaventura. Aksi ini menunjukkan kami tidak boleh terlalu percaya diri.”
Menurut keterangan kepolisian setempat, sembilan orang tewas dan 50 orang lainnya terluka akibat ledakan tersebut.
tempointeraktif/rif