SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solo (Espos)–Petugas gabungan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo dan Satpol PP, Rabu (24/3), melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang nekat berjualan di Jl Ki Hajar Dewantara belakang Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Penertiban dilakukan menyusul kembali merebaknya pedagang di jalur terlarang itu. Padahal akhir 2009 hingga awal 2010, Pemkot Solo melalui DPP telah merelokasi ratusan PKL yang biasa mangkal di jalur tersebut.
Berdasar pengamatan Espos, sedikitnya lima pedagang nakal kedapatan sedang menggelar dagangan di jalur belakang UNS. Para pedagang mendapat pembinaan lalu diminta tidak berjualan di kawasan itu.
Kepala DPP, Subagiyo, melalui Kabid Pengelolaan Pkl, Dwi Wuryanto MM yang didampingi Kasi Penataan dan Pembinaan PKL, Didik Anggono, saat ditemui Espos menjelaskan, pihaknya baru memberikan teguran secara lisan.
Pendekatan persuasif akan terus dilakukan kepada pedagang bandel yang berjualan di jalur terlarang. Bila setelah diperingatkan tetap nekat, DPP baru melakukan tindakan tegas dengan menyita barang dagangan.
“Dagangan akan kami bawa ke kantor, bila pedagang bermaksud mengambil, harus mengisi surat pernyataan tidak mengulangi lagi,” terangnya.
Didik menegaskan, Jl Ki Hajar Dewantara harus bersih dari PKL apa pun situasi dan kondisinya. Sedangkan salah seorang PKL Jl Ki Hajar Dewantara, Hartono, meminta supaya Pemkot konsisten dalam penegakan regulasi.
Tepatnya, melarang semua pedagang berjualan di jalur yang cukup diminati pedagang lantaran jalur utama mahasiswa UNS. Dia mengaku sudah tahu bila jalur belakang kampus terlarang untuk berjualan. Namun lantaran tidak sedikit pedagang yang menggelar dagangan, dirinya pun melakukan hal serupa.
kur