Soloraya
Rabu, 24 Maret 2010 - 21:12 WIB

30% bangunan heritage Laweyan tak terawat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Bangunan tua di Kelurahan Laweyan yang ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya, 30 persen tidak terawat. Bangunan tua seperti masjid, tembok-tembok tinggi dan rumah kuno di kawasan yang terkenal dengan produksi batik itu sebagian tidak mendapat sentuhan perawatan, bahkan rapuh dimakan usia.

Lurah Laweyan, Soeyono, saat ditemui Espos di kantornya, Selasa (23/3), mengatakan bangunan yang tak terawat tersebut karena pemiliknya tidak mampu untuk merawatnya.

Advertisement

“Karena terkendala biaya, mereka sekedar menempati, tidak mampu memperbaiki bila ada kerusakan,” katanya.

Sedang selebihnya, katanya, sudah banyak yang mampu merawatnya. Hal ini karena ditopang perkonomian di kawasan itu yang sangat berkembang.
“Memang sebagian besar sudah sejahtera, jadi ada biaya bila ada yang perlu diperbaiki,” tuturnya.

Perbaikan yang dilakukan oleh warga, katanya, masih dalam batas perawatan dan penggantian bahan yang rusak, tidak merombak atau menghilangkan. Kawasan tersebut yang kini telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itu diharapkan dapat menunjang perekonomian di kawasan tersebut. Bila tidak ada perhatian dari pemerintah mengenai cagar budaya itu, dikhawatirkan akan mengalami kerusakan yang lebih parah.

Advertisement

Salah satu pemilik rumah lawas yang beralamat di RT 2/RW II Kampung Setono, Bambang Sanyoto, 59, mengaku cukup kewalahan memperbaiki rumah peninggalan leluhurnya tersebut.

m86

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif