Jakarta–Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku tidak ingin lagi terjebak dalam perdebatan koalisi-oposisi. Selain tidak diatur dalam konstitusi, sikap oposisi yang diambil dalam lima tahun terakhir dianggap mengganggu fleksibilitas partai dalam bergerak.
“Kita belajar dari lima tahun lalu ketika partai menjadi oposisi ternyata mengganggu fleksibilitas partai,” kata Sekretaris Jederal PDIP Pramono Anung, Senin (22/3), di gedung DPR, Jakarta. Terlepas sikap yang apa yang akan diambil, kata Pram, PDIP akan konsisten sebagai partai yang membela rakyat.
“Tanpa harus mendapat embel-embel apapun, apakah itu koalisi atau oposisi,” tegas Pramono.
PDIP juga tidak terlalu mempedulikan ucapan salah satu staf Presiden, Heru Lelono. Sebelumnya, Heru menyatakan keyakinannya bahwa 90 persen lebih PDIP akan berkoalisi dengan Demokrat. Ucapan Heru itu dinilai tidak kompeten.
“Itu kan ucapan salah satu staf Presiden, tentu kalau konteksnya Ibu Mega, harus apple to apple (seimbang),” kata dia.
Pram menganggap ucapan Heru sebagai harapan. “Kalau berdoa atau berharap, ya, boleh-boleh saja,” ujar Pram. Namun, untuk hal yang bersifat strategis seperti posisi suatu partai, kata Pram, maka pembicaraan dilanjutkan pada level yang sama.
tempointeraktif/rif