News
Sabtu, 20 Maret 2010 - 15:19 WIB

Staf Ahli Kapolri: Apakah Susno ingin jadi 'cicak'?

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Komjen Pol Susno Duadji membeberkan adanya dugaan makelar kasus di Polri. Namun keberanian Susno justru dipertanyakan. Publik sudah lebih dulu menilai Susno adalah penyebab kisruh Cicak vs Buaya.

“Publik sebelumnya tahu kalau Susno adalah penyebab kisruh antara KPK vs Polri dengan ungkapan Cicak vs Buaya. Apakah Susno yang buaya sekarang akan memposisikan diri sebagai cicak?” kata staf ahli Kapolri, Kastorius Sinaga, Sabtu (20/3).

Advertisement

Istilah Cicak vs Buaya memang pertama kali dicetuskan oleh mantan Kabareskrim Mabes Polri ini. Bahkan kisruh KPK vs Polri sampai membuat dua pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah sempat merasakan dinginnya penjara beberapa hari.

Kastorius menilai, kontroversi seputar dugaan adanya markus justru terjadi saat Susno masih menjabat sebagai Kabareskrim. “Tapi saat itu dia tidak buat tindakan apa apa,” tegasnya.

Susno, oleh Kastorius, dianggap hanya ingin memecah belah Polri. Kenyataannya, Polri justru menjadi lebih solid karena mengetahui apa yang dilakukan Susno hanya karena dendam pribadinya.

Advertisement

Oleh Kastorius, Susno juga dianggap hanya ingin menjegal karir Brigjen Raja Erizman. Raja saat ini dianggap berprestasi karena kehebatannya mengusut kasus Robert Tantular dan pembobolan ATM.

Raja juga, diyakini Kastorius, memiliki kartu truf Susno. Itulah latar belakang yang membuat Raja menyebut ‘maling teriak maling’.

“Jadi Susno serang duluan, ibarat pepatah, attack is a good defense,” tandasnya.

dtc/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif