Jakarta— Nahdlatul Ulama akan menggelar muktamar pada 23-17 Maret 2010 di Makassar. Sebagai tonggak kebangkitannya, NU diharapkan dapat mengembalikan ajaran-ajarannya yang belakangan mulai tergerus, akibat paham transnasional, baik kiri maupun kanan.
Masalah paham transnasional ini penting untuk menjaga kemurnian ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, terutama menjaga amaliah ubudiyah warga NU. Ini perlu mendapat porsi lebih, dalam muktamar dan menghasilkan formula yang positif dalam menjaga ajaran Aswaja dari paham ekstrem kanan maupun kiri.
Karena itu, menurut Koordinator Lapangan Forum Penyelamat NU, Yusuf Hamdani yang terpenting dalam muktamar nanti adalah bagaimana penguatan kembali rumusan Khittah (tujuan asal) NU 1926, di mana NU tidak berpolitik dan tidak menjadi bagian politik apa pun.
“NU harus lebih mempertegas aktualisasi khittah dan tidak terjebak pada politik praktis, seperti mengurusi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Biarkan PKB dewasa dan bisa menyelesaikan permasalahan dirinya,” ujarnya.
Diakuinya, selama ini NU tidak bisa dilepaskan dari politik, karena kelahiran NU juga tidak lepas dari motivasi dan untuk menjawab tantangan politik, baik situasi politik internasionl, seperti munculnya gerakan wahabi di Arab Saudi, maupun situasi politik dalam negeri, yaitu menghadapi penjajah. Akan tetapi, politik yang harus dijalani NU adalah politik etik dan politik normatik, bukan politik praktis.
“Soal PKB itu sudah dewasa dan bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. NU tidak perlu repot mengurus politik praktis karena NU bukan PKB dan PKB bukan NU,” tuturnya.
vivanews/rif