Soloraya
Jumat, 19 Maret 2010 - 20:58 WIB

20 Rumah di Tangkil terancam hanyut

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Sedikitnya 20 rumah milik warga di bantaran Sungai Mungkung dan Sungai Garuda di empat dukuh di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Sragen terancam hanyut, lantaran ribuan meter tanah milik warga ssebagai pembatas antara rumah dan sungai longsor tergerus aliran dua sungai tersebut.

Data sementara yang dihimpun Pemerintah Desa (Pemdes) Tangkil baru mencatat sedikitnya 20 rumah milik warga hingga, Jumat (19/3). Jumlah rumah yang terancam dimungkinkan masih terus bertambah, karena longsoran tanah pekarang yang tergerus air sungai juga terus bertambah seiring dengan intensitas hujan yang masih tinggi.

Advertisement

Gerusan arus air terhadap tanah tebing sungai sudah mendekati rumah warga, tinggal sekitar 2-3 meter antara rumah warga dan bibir sungai. Puluhan warga yang terancam itu berada di Dukuh Tugu, Bugel, Karang dan Gabusan.

Dari pantauan Espos, di Dukuh Tugu, Desa Tangkil, sejumlah warga di bantaran sungai mulai menebangi pohon yang tumbang, karena akarnya tidak mampu menahan tanah. Bahkan tanaman pertanian, seperti tanaman jagung, singkong dan tanaman tegalan lainnya juga hanyut bersama tanahnya.

Seorang warga Dukuh Tugu RT 01/RW XII, Hadi Sumanto, 67, saat ditemui Espos, Kamis (18/3) lalu, mengungkapkan, tanah beserta tanaman jagung dan singkong sepanjag sekitar 12 meter dengan panjang 35 meter sudah hanyut terbawa arus air.

Advertisement

Menurut dia, bahkan pohon yang menjulang tinggi dengan akar yang kuat sekalipun bisa tumbang, karena tanah di bawahnya sudah hilang terbawa air.

“Kalau dihitung, ya kerugian saya sampai puluhan juta. Tetapi yang namanya becana mau bagaimana lagi,” ujar Hadi yang kesehariannya bekerja sebagai petani.

Hadi Sumanto menginginkan agar daerah aliran sungai atau anak sungai itu ditalut dengan batu bronjongan, sehingga tanah yang tergerus tidak bertambah banyak. Dia menyatakan tetap ingin tinggal di rumahnya, dan belum mau direlokasi. Senada dialami Mitro Wiyono, 70, tetangga Hadi Sumanto yang juga berada di wilayah bantaran sungai.

trh

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif