Pilkada
Kamis, 18 Maret 2010 - 19:01 WIB

Media massa harus netral, independen & benar dalam Pilkada

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Perusahaan media massa di wilayah Soloraya harus bersikap netral, independen dan selalu menyajikan kebenaran dalam setiap produk atau konten pemberitaan tentang Pilkada 2010.

Sekali saja bertindak di luar kaidah-kaidah netralitas dan independensi, media massa akan hancur lantaran kehilangan kepercayaan publik. Lebih kurang demikian benang merah sarasehan bertema Keadilan dalam Pemberitaan Pemilukada di Gedung Monumen Pers Nasional Jl Gajah Mada 59 Solo, Kamis (18/3). Tampil sebagai key note speaker, Dr H Henry Subiakto SH MA yang merupakan Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Media Massa.

Advertisement

Para pembicara lain yakni Ketua KPU Solo, Didik Wahyudiono; dosen FISIP UNS, Drs Mursito BM SU; Pemimpin Redaksi SOLOPOS, YA Sunyoto; serta Ketua Forum Penyiaran Soloraya, Suwarmin yang juga Station Manager Staf FM Yogyakarta.

Sarasehan diikuti sekitar 200 peserta undangan dari unsur Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, perwakilan tim sukses pasangan calon walikota-wakil walikota Solo, tokoh masyarakat, serta mahasiswa.

Dosen FISIP UNS, Mursito, dalam materinya yang berjudul Netralitas dan Independensi Media dalam Pemilukada mengungkapkan, pada masa pesta demokrasi seperti saat ini, media massa sangat rentan terhadap godaan untuk berlaku memihak, tak obyektif pun netral dalam pemberitaan. Modus keberpihakan media dapat dilakukan dengan menyajikan fakta-fakta tertentu yang cenderung menguntungkan salah satu kandidat. Sikap media tersebut bisa terjadi lantaran kebijakan perusahaan atau permainan jurnalis.

Advertisement

“Netralitas adalah cara memperlakukan fakta, bukan cara memperlakukan para kandidat kepala daerah yang berkompetisi. Berita dikatakan netral bila dalam melaporkan peristiwa fakta-faktanya lengkap, akurat dan relevan. Justru tidak netral bila wartawan membuat berita berita berimbang diantara kandidat, dengan menambah atau mengurangi fakta dalam pemberitaan,” urai Mursito.

kur

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif