Maka sebelum ke SPBU, Koplo mampir dulu ke apotek langganannya untuk membeli obat batuk pesanan ibunya dan segera menuju ke pom bensin.
Begitu sampai di SPBU yang dituju, Koplo langsung antre di belakang pembeli yang lain. Saat tiba gilirannya, Koplo malah kaget sendiri. ”Lho, jerikenku mana?” batin Koplo.
Ia baru sadar kalau tidak bawa jeriken. Petugas SPBU yang melihat Koplo celingak-celinguk jadi heran.
”Tolong tangkinya dibuka, Dik. Mau diisi berapa?” tanya petugas SPBU yang sudah siap menuang bensin.
”Anu kok Pak. Saya tadi bawa jeriken, tapi ketinggalan,” jawab Koplo sambil mringis lalu cepat-cepat pergi.
Dalam keadaan blank Koplo menyusuri jalan ke rumah dengan pelan-pelan sambil melihat ke seberang jalan, barangkali jerikennya tadi jatuh. Begitu sampai rumah, Koplo baru ingat kalau tadi dia mampir di apotek. Dengan segera ia nggeblas ke sana.
Benar saja, jeriken bensinnya masih setia menunggu di pojok depan apotek. Saat Koplo mengambil jeriken, mbak apoteker yang kebetulan sudah kenal dengan Koplo itu nyeletuk, ”Mas Koplo, di sini itu apotek, bukan pangkalan minyak. Nggak usah antre jeriken segala.”
Pembeli lain langsung mesam-mesem. Wajah Koplo langsung berubah merah, uisin kae.
Kebangeten tenan, ingat beli bensin kok lupa bawa wadahnya.
Kiriman Rudi Hartanto, Sumbulan Kidul, RT 3/RW XIII, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.