Menurut buku Babad Sala yang ditulis RM Sajid, koleksi Radya Pustaka Pura Mangkunegaran Solo, awalnya para pedagang yang berasal dari Pulau Bali tinggal di satu lokasi dan tempat tersebut dikenal dengan nama Kampung Kebalen. Sama halnya dengan tempat tinggalnya bangsa lain seperti China yang terpencar-pencar di Pasar Gedhe, Ketandan dan Balong yang kemudian dikenal dengan Kampung Pecinan.
Keberadaan komunitas pedagang yang berasal dari Bali tersebut juga dibenarkan oleh Drs Soedarmono SU, budayawan yang juga Ketua Solo Heritage Society ini menuturkan dulu Kebalen menjadi tempat tinggal para pedagang yang berasal dari Bali. “Kampung Kebalen tidak lepas dari keberadaan komunitas pedagang dari Bali,” ungkapnya. Namun tetenger tentang keberadaan para pedagang dari Bali tersebut sampai saat ini masih terlihat dari jejak komunitas pedagang dari kawasan Indonesia Timur, salah satu tokoh partai yang tinggal di Kampung Kebalen dan memiliki komunitas sendiri. “Mereka lama kelamaan tersingkir oleh para pedagang peranakan China yang mendirikan pertokoan di kampung itu,” lanjutnya.
Ketua Solo Heritage Society ini menuturkan munculnya Kampung Kebalen sudah ada pada sekitar abad 15 sampai abad 16, bersamaan dengan munculnya komunitas para pedagang di bandar-bandar perdagangan di sungai-sungai di Solo. “Munculnya kampung Kebalen hampir bersamaan dengan Kampung Pecinan dan muncul sebelum perpindahan Keraton dari Kartasura ke Solo,” jelas Soedarmono. ema