Jakarta— Ketua Umum Asosiasi Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Ahmad Wijaya menyatakan, akibat krisisi gas di PT Perusahaan Gas Negara (PGN), sebanyak 500 ribu pegawai di industri keramik terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Industri keramik tidak bisa menggunakan energi lain selain gas, sedangkan industri lain masih bisa memakai alternatif energi lain,” kata Ahmad Wijaya, Selasa (9/3).
Ahmad memperkirakan, jika PGN memangkas 20 persen alokasi gas, maka tak lama lagi sebagian industri keramik di Jawa Barat akan gulung tikar dan melakukan PHK. “Total sebanyak 15 industri keramik ada di Jawa Barat dengan pekerja sebanyak 45 ribu orang,” katanya.
Sementara, total seluruh pekerja di industri keramik di Indonesia mencapai 300 ribu orang, dan jika utilisasi pabrik mampu tembus 3 shift maka bisa mencapai 500 ribu orang.
“500 ribu orang akan terancam PHK kalau pemerintah tidak berpihak pada industri nasional,” ujarnya.
Karenanya, industri keramik mendesak agar alokasi gas tidak dikurangi. Dalam hal ini, Ahmad mendesak pemerintah mengambil tindakan politis untuk membela industri nasional. Pemerintah harus bisa mengamankan pasokan gas dalam negeri dengan mengurangi ekspor gas.
Awal bulan lalu, PT PGN mengalami kekurangan gas sebesar 297 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Salah satu penyebabnya, PT Pertamina tidak memperpanjang kontrak pasokan gas ke PGN dari lapangan Pertamina Offshore North West Java (ONWJ) dengan volume 65 MMSCFD.
vivanews/rif