SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Sragen (Espos)–Bupati Sragen Untung Wiyono menantang para tokoh intelektual di balik aksi demonstrasi Senin (8/3) di depan Kantor Dinas Bupati Sragen untuk duduk bersama dan berdialog selama 24 jam. Bupati mensinyalir aksi demo itu berorientasi pada kepentingan politik untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2011.
Penegasan tersebut disampaikan Bupati Sragen Untung Wiyono kepada Espos, Selasa (9/3), seusai mengadakan rapat Muspida Sragen di Dayu Park.
Bupati sengaja mengundang semua media cetak dan elektronik nasional untuk memberikan pernyataan menanggapi aksi demo yang dinilai sudah kebablasan itu.
“Sebenarnya tujuan mereka itu apa? Maksudnya apa? Saya mengenal semua siapa tokoh-tokoh yang melakukan aksi demo itu. Mereka adalah teman-teman saya yang dulu ikut mendukung saya saat mencalonkan diri menjadi Bupati. Tapi sekarang justru melakukan aksi menghujat saya?” ujar Untung yang didampingi putrinya dr Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang saat ini masih menjabat Ketua DPRD Sragen dan Kabag Humas Hajuno Toto.
Kalau yang didemo terkait kinerja pemerintah, tambahnya, maka kinerja yang mana? Selama ini, menurut Bupati, hampir semua program pemerintah di Sragen menjadi percontohan nasional. Prestasi Pemkab Sragen, kata dia, sudah dikenal sampai ke luar negeri.
“Daerah Sragen yang dulu tertinggal dan sekarang bisa menunjukan menjadi daerah maju. Masih banyak prestasi Sragen selama ini. Mereka itu tidak puas dimana?” imbuhnya.
Menyampaikan pendapat di muka umum, sambung Bupati, sah-sah saja, karena diatur dengan UU. Bahkan UU melegalnya massa menghujat nama Bupati sampai Presiden sekalipun tidak masalah. Jika UU-nya saja seperti itu, paparnya, maka bangsa ini akan bagaimana ke depan, kalau pemimpinnya dibiarkan dihujat.
trh