Jakarta— Memperingati Hari Perempuan Sedunia, Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (8/3). Mereka mendesak pemerintah untuk menghapus diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam bekerja.
“Masih banyak kekerasan dan diskriminasi yang dilakukan negara terhadap kaum perempuan. Mereka mengalami ketidakadilan gender atau kekerasan yang terwujud dalam bentuk diskriminasi, subordinasi, marjinalisasi, dan beban ganda karena posisi perempuan secara sosial berada di lapisan bawah,” kata Ketua Komite Nasional KSBSI Yatini Sulistyotini.
Dalam aksi tersebut, KSBSI juga menuntut penghitungan pajak penghasilan sama dengan penghitungan terhadap laki-laki, mendesak pemerintah DPR membahas RUU PRT sesegera mungkin, dan ratifikasi konvensi HAM 90 tentang perlindungan buruh migran dan keluarganya.
Yatini menilai saat ini sangat banyak perempuan tidak dapat masuk dalam sektor kerja formal, akhirnya mereka mengisi ranah pekerjaan domestik (PRT) yang tidak memiliki hak yang sama dengan buruh industri.
Selain itu, kata Yatini, peran besar perempuan dalam menghidupi keluarga ternyata tidak disertai dengan perlindungan hukum yang merupakan kewajiban negara untuk melindungi warganya tanpa kecuali.
“Kami juga sudah melakukan audiensi dengan Komisi IX DPR. Mereka merespons dengan baik karena mereka orang-orang muda dan baru di parlemen jadi terlihat bersemangat,” tandas Yatini.
ant/rif