Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Roma– Penduduk kota Italia selatan Selasa diungsikan setelah terjadi tanah longsor membayakan yang membawa turun tanah dan lumpur dari lereng perbukitan.
Selama akhir pekan, daerah di sekitar Maierato, kota di wilayah Calabria dekat pantai Tyrrhenian, telah dilanda oleh hujan deras.
Sejauh ini, sekitar 2.300 penduduk telah diungsikan oleh pemerintah, menurut televisi negara Rai, yang menyiarkan hasil rekaman video amatir mengenai tanah longsor itu secara mengenaskan.
Video tersebut menunjukkan orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri dan longsoran tanah yang turun, serta mengubur kota dengan puing-puing dan lumpur.
Video tersebut menunjukkan orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri dan longsoran tanah yang turun, serta mengubur kota dengan puing-puing dan lumpur.
Wali kota Sergio Rizzo menyebutkan kejadian itu sebagai bencana. Namun demikian, tidak ada korban tewas ataupun cedera telah dilaporkan.
Dalam beberapa hari terakhir ini, di seluruh wilayah itu terkena longsoran lumpur.
Pada Oktober lalu, longsoran lumpur juga terjadi di kota Sicilia, Messina, menewaskan 37 orang dan menyebabkan lebih dari 700 orang kehilangan rumah.
Tanah longsor lainnya melanda pulau Ischia, November lalu, menewaskan seorang warga dan merusak banyak bangunan.
Banyak kota kecil di Italia, terutama di wilayah selatan, yang dibangun tidak memenuhi kriteria dan tidak aman.
Menurut badan perlindungan lingkungan dan sipil, 70 persen dari masyarakat Italia terancam oleh kekurangan air, yang meningkat karena pelanggaran-pelanggaran, pembabatan hutan dan membangun tanpa rencana yang baik.
Kelompok lingkungan Italia, Legambiente, Selasa mengatakan, bahwa setiap kota kecil dan kota besar di Calabria memiliki resiko banjir karena tersebar luasnya bangunan tanpa izin dan sistem drainase air yang tidak memadai.
Pengkajian itu memperkitakan, bahwa 60 persen dari kota beresiko tinggi dengan banjir karena industri berat.
Sekitar seperempat dari jumlah rumah sakit, sekolah-sekolah dan hotel-hotel di daerah itu juga menjadi sasaran ancaman banjir.
ant/isw