Lifestyle
Kamis, 11 Februari 2010 - 21:19 WIB

Tomcat bukan penyebab herpes

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bentuk serangganya kecil mungil. Panjangnya kurang lebih satu sentimeter. Postur badannya begitu ramping dan ada bintik kemerahan di bagian ekornya. Serangga berjuluk tomcat itu kerap dikambinghitamkan sebagai penyebab herpes zoster atau dompo.

Mekipun tak dipungkiri, sehebat F14 Tomcat —pesawat tempur superioritas udara utama Angkatan Laut Amerika Serikat dari tahun 1972 sampai tahun 2006— keampuhan racun serangga ini dalam melukai kulit memang mirip herpes zoster. Namun pada dasarnya serangga itu hanya menyebabkan dermatitis kontak toksik. Yakni penyakit yang disebabkan kontak akut dengan racun pederin atau kantaridin yang dikeluarkan serangga tertentu.

Advertisement

”Yang menyebabkan luka bukan gigitannya, karena tomcat tidak menggigit tetapi cairan racunnya. Itu juga sering salah kaprah,” ujar dr Endra Yustin SpKK. Serangga penyebab dermatitis tersebut dikenal sebagai kumbang family staphylinidae genus paederus yang menghasilkan pederin dan famili meloidae yang dikenal sebagai spanish fly yang menghasilkan kantaridin.

Tomcat otomatis akan mengeluarkan cairan apabila terjadi sentuhan atau benturan dengan kulit manusia secara langsung. Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju atau alat lain yang tercemar oleh racun tomcat tersebut. Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan. ”Dan jika si tomcat ditemukan, jangan dipencet karena percikan racunnya dapat menyebar. Ambil dan masukkan saja dalam kantong plastik, nanti akan mati sendiri,” terang dr Endra.

Berbeda dengan herpes zoster, dermatitis menyerang tanpa pandang bulu. Dari bayi sampai lansia bisa terkena. Bagian tubuh yang terinfeksi juga sesuai dengan tempat menempelnya racun. Khusus yang menyerang bagian tubuh pada daerah lipatan, biasanya akan menempel di kedua bagian lipatan atau disebut kissing phenomen. Termasuk bila digaruk. Luka yang timbul akan mengikuti arah garukan, linier dan panjang.

Advertisement

Namun, menurut dr Endra rasa yang ditimbulkan relatif lebih ringan ketimbang herpes zoster. Yakni cenderung panas dan gatal. Sementara pada herpes zoster lebih pada nyeri yang sangat, apalagi jika terkena sentuhan.

Untuk pengobatannya sendiri, kata dr Endra juga jangan sampai keliru. Pasalnya karena dianggap sama dengan dompo tak jarang yang diobati dengan obat antivirus baik topikal maupun oral. Penggunaan obat tradisional semacam daun bobokan atau lidah buaya juga kurang dianjurkan. Pasalnya, bisa saja malah menyebabkan alergi. ”Sebab seharusnya diobati dengan obat anti radang dan apapun jenis herpesnya sebaiknya konsultasikan dengan dokter sesegera mungkin,” ujarnya.

Oleh: Fetty Permatasari, Esmasari Widyaningtyas

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Herpes
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif