Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Solo (Espos)–Universitas Islam Batik Surakarta (Uniba) memaparkan, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) kerap digunakan sebagai ajang “pacaran” para pasangan tak jelas. Selain itu, Uniba juga merinci sejumlah temuan lain terkait kemerosotan kualitas TSTJ dari berbagai segi.
Hal tersebut disampaikan oleh tim riset Uniba, ketika beraudiensi dengan jajaran pimpinan DPRD Solo, Senin (8/2), di Gedung Dewan.
“Ada beberapa yang membuat kami cukup tergelitik. Di pinggir sungai di TSTJ terdapat beberapa kaplingan lahan, yang digunakan untuk berpacaran. Selain itu, kalau menelusurinya lagi, kami juga menemukan ada penebangan pohon di sana,” tutur pembimbing tim riset Uniba, Pramono Hadi, dalam audiensinya dengan legislatif itu.
Meski menemukan fakta menarik terkait penggunaan TSTJ, Pramono tak membeberkan secara detail soal aksi pacaran di kaplingan lahan kompleks TSTJ itu.
Selain temuan tersebut, Pramono juga menyebut jumlah kunjungan TSTJ dari tahun ke tahun semakin menurun. Pada tahun 2006, jumlah pengunjung setahun mencapai 268.465 orang. Namun jumlah tersebut menurun drastis tiap tahunnya. Catatan terakhir pada tahun 2008, jumlah kunjungan setahun mencapai 207.211 orang. “Tahun 2009, kelihatannya jumlah kunjungan turun lagi. Nanti lama-kelamaan tidak ada yang mengunjungi,” urai dia.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Solo, YF Sukasno mengakui ada penurunan kualitas di TSTJ. Bahkan dia juga memergoki adanya lokasi “pacaran” tersebut di Jurug. “Ada pembatasnya berupa tanaman,” beber dia.
haa