SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Meskipun kemudian lebih sering membahas hal-hal yang berbau peternakan dan pertanian karena Sukarman bertugas sebagai penyuluh pertanian di Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, namun Danto bagi Sukarman lebih lekat sebagai entrepreneur yang religius. “Dalam menjalankan apa saja, beliau betul-betul komitmen terhadap aturan agama,” pujinya saat ditemui Espos di Kantor Dinas Pertanian Sukoharjo, Selasa (26/1).
Sukarman mencontohkan, suatu ketika, ia dan Danto pernah makan bersama di sebuah warung makan. Namun Danto tak mau melahap makanan olahan daging yang sudah terhidang. Usut-punya usut, ternyata Danto memang tak bisa makan hidangan olahan daging di sembarang warung makan. Kecuali apabila ia sudah tahu betul bahwa warung makan yang dikunjunginya itu menyembelih hewan ternak sesuai dengan tuntunan Islam.
Danto juga dipandangnya sebagai sosok yang ulet. Keuletan Danto menurut Sukarman begitu tampak saat memulai menerapkan pupuk organik. Dikisahkan Suratman, Danto sama sekali tak peduli meskipun sudah diingatkannya jika langsung mengganti pupuk organik begitu saja maka hasilnya akan merosot. ”Biarkan saja drop, lagi pula pupuk organik juga tidak beli,” begitu kata bapak tiga anak ini menirukan kilahan Danto.
Namun, kemantapan Danto beraksi memang membuahkan hasil setelah enam kali panen. Sebagai penyuluh pertanian, Suratman juga kemudian turut berpikir bahwa jika cara Danto dilakukan secara berkesinambungan dan disokong kebijakan pemerintah bakal mengentaskan kemiskinan.
Pasalnya petani akan memberdayakan potensinya sendiri untuk memperoleh pupuk. Sementara jika menggunakan pupuk kimia, petani seolah hanya bekerja untuk memperkaya para pengusaha tertentu saja. Terlebih potensi pangsa pasar makanan pokok di dunia begitu besar.
Oleh: Fetty Permatasari, Esmasari Widyaningtyas