Lifestyle
Sabtu, 30 Januari 2010 - 11:09 WIB

Aksesoris dan romantika soto jadi klangenan

Redaksi Solopos.com  /  Ari Munawir  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bu, paru gorengnya tambah lagi ya! Sekalian bawang gorengnya!” begitu teriak seorang perempuan muda penggemar soto di Warung Soto Kirana, Solo. Sementara, di bangku lainnya terlihat pasangan paruh baya yang asyik-masyuk menikmati soto
Sesekali, mereka mendongak ke arah langit-langit lalu memandang sekiling seolah ingin mencermati setiap inci sudut-sudut ruangan. ”Dulu tidak sebesar ini, masih emperan ya Bu,” begitu celetuk lelaki paruh baya tersebut kepada sang istri sambil melahap iris demi iris sate paru garing khas Soto Kirana.
Menurut generasi kedua pengelola Soto Kirana, Siti Kirana, pemandangan semacam itu sudah menjadi hal biasa baginya. Bahkan sampai anak maupun cucu kadang kala diboyong konsumennya untuk turut menikmati soto yang pernah menjadi dinikmati di masa lalu.
”Awal mula buka memang dulu kaki lima, hanya dengan satu meja dan dua bangku panjang. Dan sejak awal, sate paru dan bawang putih goreng selalu yang jadi favorit,” kenang Kirana.
Di Soto Rumput, Boyolali, suasana semacam itu juga kerap terjadi. Paru goreng berwujud semacam empal menjadi teman favorit soto yang ciri khasnya berkuah agak kental. Potongan daging yang besar dengan aroma bawang putih sedikit pekat, tak menghalangi pembeli menambah lauk.
Menurut pengelolanya, Suyadi, nama Soto Rumput sendiri sudah ada sejak tahun 1981. ”Yang ngasih nama ya pelanggan sendiri karena dulu di sekitar warung menjadi gudang rumput,” terangnya.
Di Soto Seger Mbok Giyem, Boyolali, makanan klangenan juga tak jauh berbeda. Sama-sama berbahan sapi. Sate kikil yang berukuran jumbo dengan rasa manis gurih dan tempe tipis berbalut tepung yang digoreng kering selalu jadi rebutan para penggilanya.
”Ya dua pelengkap itu yang kerap terngiang-ngiang di lidah penggemar Soto Seger Mbok Giyem,” ujar penerus soto mbok giyem, Nafiyatun.
Sementara di Soto Ngasem justru gorengan lento yang terbuat dari singkong dicampur kacang tanah yang menjadi klangenan pengunjung. Nah, meskipun terbilang pendatang baru, di Tosoto taburan koya —campuran kacang dan kerupuk— dari soto madura rupanya juga juga menarik perhatian penikmat soto.

Sama seperti di Spesial Soto Bakso. Paduan soto dan bakso dalam satu mangkuk dengan harga ekonomis juga cukup membuat orang penasaran. ”Jadi sekali santap dua menu terpuaskan,” ujar Ningsing, pengelola Spesial Soto Bakso.

Advertisement

Oleh: Fetty Permatasari, Esmasari Widyaningtyas

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif