News
Jumat, 29 Januari 2010 - 15:22 WIB

Seorang ulama di Afghanistan dibunuh pimpinan NATO

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kabul– Pasukan pimpinan NATO menembak kendaraan warga di Kabul,  ibu kota Afghanistan, pada Kamis dan membunuh seorang ulama setempat serta memicu unjukrasa.

Puluhan orang berunjukrasa di depan pangkalan tentara atas pembunuhan oleh Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, yang menyatakan secara mendalam menyesalkan kematian itu.

Advertisement

“Dalam kejadian malang pagi ini, iringan ISAF menembaki yang kelihatannya kendaraan mengancam. Disesalkan, seorang penduduk Afghanistan terbunuh dalam kejadian itu,” kata pernyataan sekutu tersebut.

“Kami kemudian mendengar bahwa penduduk itu adalah Muhammad Yonus, Imam Mesjid Kowt Paktia di daerah Ud-khil. Ia pada awalnya luka dalam kejadian itu, tapi kemudian meninggal akibat lukanya,” tambah pernyataan tersebut.

Advertisement

“Kami kemudian mendengar bahwa penduduk itu adalah Muhammad Yonus, Imam Mesjid Kowt Paktia di daerah Ud-khil. Ia pada awalnya luka dalam kejadian itu, tapi kemudian meninggal akibat lukanya,” tambah pernyataan tersebut.

“Saya mengungkapkan sesal tulus atas kematian ini dan menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarganya,” kata Brigadir Jenderal Eric Tremblay, juru bicara ISAF, di pernyataan itu.

“Penyelidikan seksama diadakan dan keluarga ulama itu akan diberi ganti rugi,” kata ISAF tanpa merinci.

Advertisement

Menurut hitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, 2.412 warga Afghanistan tewas akibat kekerasan, termasuk gerakan tentara dan serangan pejuang pada 2009, yang paling mematikan sejak penggulingan pemerintah Taliban pada 2001.

Mengurangi korban di kalangan penduduk oleh tentara asing dan melindungi penduduk adalah tugas utama siasat lawan-pemberontakan ISAF di Afghanistan.

Tapi, sejumlah kejadian pada tahun lalu melibatkan serangan udara ISAF di pedesaan Afghanistan, yang mengakibatkan sejumlah besar penduduk terbunuh, mencemari usaha mengurangi korban di kalangan penduduk.

Advertisement

Kematian penduduk di tangan tentara asing memicu ketidakpercayaan di antara rakyat Afghanistan, pemerintah dan tentara Amerika Serikat serta NATO, kendati kebanyakan kematian seperti itu disebabkan oleh siasat pejuang, seperti, bom rakitan.

Pihak berwenang Afghanistan pada akhir Desember 2009 menyatakan menyelidiki laporan tentang warga tewas akibat serangan udara NATO, sementara terjadi unjukrasa lagi menyangkut kematian 10 orang tidak bersenjata.

Penyelidikan dilakukan menyangkut laporan tentang sembilan warga tewas akibat serangan udara NATO di dekat kota Lashkar Gah di propinsi Helmand, Afghanistan selatan, beberapa hari sebelumnya.

Advertisement

Kepekaan akan korban di kalangan rakyat oleh gerakan NATO atau pasukan pimpinan Amerika Serikat merusak hubungan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dengan pendukungnya di pasukan asing.

Warga desa Afghanistan, yang marah dan turun ke jalan pada pekan lalu, menyatakan penduduk tewas akibat serangan tentara Afghanistan dan NATO, tapi pasukan mengatakan yang gugur adalah pejuang.

ISAF menyatakan menewaskan empat pejuang, termasuk seorang laki-laki berusia 15 tahun dalam gerakan di daerah Qarabagh di propinsi Ghazni pada malam sebelumnya.

“Saat melancarkan gerakan, seorang pemuda kira-kira berumur 15 tahun menunjukkan maksud bermusuhan dan memegang senjata seorang tentara. Dia ditembak dan tewas,” kata pernyataan sekutu itu.

Tapi, sekitar 50 warga desa geram membawa lima peti mati ke kota Ghazni, ibukota propinsi itu, menegaskan bahwa tiga di antara yang tewas adalah penduduk, termasuk dua anak-anak di bawah tujuh tahun.

ant/isw

Advertisement
Kata Kunci : Dibunuh Pimpinan NATO
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif