Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Jakarta–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menengarai
ada pihak-pihak yang mengganggu jalannya pemerintahan. SBY
mempertanyakan apakah hal itu untuk kepentingan rakyat atau
justru menyusahkan rakyat.
“Kita lihat saat ini ada pihak-pihak yang mengganggu atau
menciptakan keadaan sehingga tidak bisa kerja dengan baik.
Kita harus awas dan waspada terhadap apakah yang dikatakan
itu. Apakah untuk kepentingan rakyat atau justru menyusahkan
rakyat?” ujar SBY.
Hal itu disampaikan SBY saat memberikan sambutan dalam Seminar
Feed For The World di Jakarta Convention Center (JCC),
Senayan, Jakarta, Jumat (29/1).
SBY pun meminta dukungan seluruh masyarakat untuk menciptakan
iklim yang kondusif untuk investasi.
“Saya ingin minta dukungan semua pihak untuk lebih mendukung
stabilitas politik untuk menciptakan iklim investasi yang
baik,” jelasnya.
Sementara juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menyesalkan
aksi demo 28 Januari kemarin ada insiden membakar foto SBY.
“Sepatutnya sebagai bangsa yang beradab kita tidak terlalu
jauh melakukan itu. Apa maksudnya pembakaran gambar presiden?
Presiden kan sebagai simbol bangsa, tapi ini dimaklumi sebagai
proses pendewasaan politik,” ujar Julian.
Sikap Presiden sendiri, imbuhnya, selalu terbuka untuk
dikoreksi. Namun tidak relevan jika demo itu mengusung slogan
yang dihiasi dengan kata ‘pokoknya’.
“Ya kita kan terbuka untuk dikoreksi. Tapi kalau terus-terusan
membuat parlemen jalanan dengan membikin slogan-slogan yang
tidak patut, menggunakan kalimat diawali dengan ‘pokoknya’,
‘pokoknya harus mundur’ itu menjadi tidak relevan,” imbuhnya.
dtc/isw