Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Port-au-Prince--Gempa dashyat yang mengguncang Haiti
benar-benar menimbulkan krisis kemanusiaan di negara miskin
itu. Bahkan beberapa wanita yang selamat dari gempa menjadi
korban pemerkosaan.
Mereka diperkosa oleh para kriminal yang berkeliaran bebas
setelah penjara utama di Port-au-Prince, ibukota Haiti hancur
diguncang gempa. Pemerkosaan itu terjadi di tenda-tenda
darurat.
“Dengan matinya listrik di ibukota Haiti, bandit-bandit
mengambil kesempatan untuk melecehkan dan memperkosa wanita
dan gadis-gadis muda di bawah tenda-tenda,” kata kepala
kepolisian nasional Mario Andresol kepada wartawan.
“Kami punya lebih dari 7.000 tahanan di jalanan yang lolos
dari penjara nasional di malam gempa. Butuh lima tahun untuk
menangkap mereka. Saat ini mereka kian liar,” tutur Andresol
seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/1).
Tak ada angka pasti jumlah kasus kejahatan tersebut. Namun
dikatakan Andresol, organisasi-organisasi wanita telah
mengumpulkan kasus-kasus tersebut dan memberitahukannya ke
misi PBB di Haiti.
Gempa berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Haiti pada
12 Januari telah menewaskan sekitar 170.000 orang. Lebih dari
satu juta orang kehilangan tempat tinggal. Akibatnya banyak
dari mereka yang hingga saat ini masih tinggal di tenda-tenda
darurat di ibukota.
Dikatakan Andresol, kekuatan polisi pun berkurang drastis
akibat gempa tersebut. Kepolisian Haiti tadinya hanya memiliki
8 ribu anggota sebelum gempa. Kini banyak dari mereka yang
tewas atau hilang. Bahkan banyak pula anggota kepolisian yang
selamat namun belum bisa bertugas karena mengalami trauma.
dtc/isw