Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Solo (Espos)–Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengaku kecewa terhadap program 100 hari SBY-Boediono terkait penyelesaian polemik kasus Century.
Mahasiswa meluapkan kekecewaan dengan menggelar demonstrasi di lingkungan kampus. Dalam aksi tersebut, mahasiswa menampilkan aksi teatrikal dengan mengusung pocong dan peti mati.
Mereka berorasi sembari menabur bunga di sekitar areal kampus. Menurut Presiden BEM UMS, Mochamad Nur, aksi teatrikal melambangkan matinya demokrasi dan rasa kebersamaan di lingkungan elite pemerintahan.
Dia mengatakan, tidak tegasnya pemerintah dalam mengungkap kasus korupsi dan penyimpangan dalam polemik Century, hal tersebut berdampak pada hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintahan.
“Skadal Century tidak ditangani secara tegas, pihak yang berwenang saling berkelit untuk mengungkap kebenaran,” paparnya ketika dijumpai, Rabu (27/1) di UMS.
Selain itu mahasiswa juga mengkritisi kebijakan hak angket DPR RI terkait skandal Century, dia mengatakan anggota dewan yang terlibat dalam Panitia Khusus harus bersikap obyektif untuk dan tidak memihak kepentingan kelompok maupun partai tertentu.
das