Port-au-Prince–Suasana ricuh terjadi saat ribuan warga Haiti mencari makanan akibat kelaparan. Pasukan PBB terpaksa menembakkan gas air mata untuk menghentikan kericuhan tersebut.
“Mereka bukan kekerasan, hanya putus asa. Mereka hanya ingin makan,” ujar Kolonel Angkatan Darat Brasil, Fernando Soares seperti dilansir Reuters, Rabu (27/1).
Warga yang kelaparan kemudian berkerumum mencari makanan yang sudah rusak di luar istana presiden. Hal ini dilakukan karena bantuan untuk korban gempa mengalami penundaan.
Pasukan penjaga perdamaian PBB akhirnya menggunakan semprotan merica untuk mengendalikan kerumunan ribuan warga Haiti yang mencari makanan di kamp darurat di depan istana.
“Masalahnya makanan tidak cukup untuk semua orang.” kata Soares.
Gempa berkekuatan 7,0 SR telah menewaskan sedikitnya 200 ribu orang dan menghancurkan ibukota Haiti, Port-au-Prince, dan kota-kota lain. Sementara ribuan orang lainnya terluka dalam musibah tersebut.
Pasukan penjaga perdamaian PBB dan pekerja bantuan kini diperluas guna meningkatkan pendistribusian bantuan. Hal itu dilakukan karena korban mengeluhkan banuan yang ditujukan ke Haiti tidak sampai ke tangan para korban.
dtc/fid