News
Rabu, 27 Januari 2010 - 17:51 WIB

Bercelana pendek, pengunjung Borobudur wajib kenakan sarung batik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Magelang–Pengelola kepariwisataan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, secara bertahap mewajibkan wisatawan terutama yang bercelana pendek untuk mengenakan sarung motif batik saat berkunjung ke candi warisan peradaban dunia itu.

“Mulai Februari 2010, tentunya secara bertahap, dimulai mereka yang datang ke Borobudur dengan celana pendek baik laki-laki maupun perempuan, mereka wajib mengenakan sarung batik khas Borobudur,” kata Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Siswo Prasetyo, di Borobudur, Rabu (27/1).

Advertisement

Pihaknya selama ini sering menerima keluhan dari masyarakat sekitar tentang wisatawan yang bercelana pendek saat naik ke candi yang terletak di antara aliran Kali Elo dengan Progo itu.

“Keluhan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lain karena pengunjung yang mengenakan celana pendek membuat suasana candi kurang nyaman,” katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya menyiapkan sekitar dua ribu sarung batik per hari sebagai rintisan tradisi bertandang ke Candi Borobudur itu dengan mengenakan kain khas Borobudur.

Advertisement

Pengunjung, katanya, bisa menyewa atau membeli sarung batik itu sebelum naik ke candi yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu.

Ia mengatakan, pihaknya sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk simulasi, untuk penerapan rintisan tradisi bersarung batik di Candi Borobudur.

“Jika tradisi bersarung batik di Borobudur ini terus berkembang tentu akan memantapkan penghormatan dan penghargaan masyarakat terhadap nenek moyang bangsa yang telah membangun Borobudur sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Borobudur,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan, potensi masyarakat di kawasan Borobudur untuk mengembangkan diri sebagai pengrajin batik cukup besar.

Pada kesempatan itu ia juga mengatakan, hingga saat ini pihaknya sedang simulasi pemakaian sandal dari anyaman pandan sebagai alas kaki ketika pengunjung naik ke candi itu.

“Ini terkait dengan kepentingan konservasi batuan candi, kalau memakai sepatu kulit dengan hak yang tinggi, akan mempercepat keausan batuan candi,” katanya.

ant/fid

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif