News
Selasa, 26 Januari 2010 - 12:43 WIB

Islah PKB harus tidak ada paksaan

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta-
– Sekretaris Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Andi Muawiyah Ramly menyatakan, islah atau rekonsiliasi PKB sebaiknya terjadi secara alamiah, bukan direkayasa, apalagi dipaksakan.

“Biarlah islah terjadi secara alamiah dari semua tingkatan. Artinya, kawan-kawan yang memang berniat kembali membesarkan PKB silakan saja,” katanya di sela-sela acara peletakan batu pertama Gedung PBNU II di Jakarta, Selasa.

Advertisement

Menurut Andi, hingga saat ini pintu PKB tetap terbuka bagi para kader yang telah berada di luar atau telah bergabung dengan partai lain untuk kembali.

“Kalau islah dipaksakan, misalnya dengan menggelar muktamar luar biasa (MLB), jangan-jangan justru melahirkan konflik baru, selain menafikan dua MLB sebelumnya yakni di Parung dan Ancol,” katanya.

Terkait usul agar PBNU dan dua deklarator PKB yang kini masih hidup yakni KH Muchit Muzadi dan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menjadi mediator dalam proses islah, Andi menyambut baik.

Advertisement

“Tapi titik berangkatnya tentu dari MLB Ancol karena legitimasinya ada di situ. Menteri dan anggota DPR dari PKB yang ada saat ini juga dari MLB Ancol,” katanya.

Wacana islah PKB kembali muncul ke permukaan setelah perolehan suara partai itu melorot tajam pada Pemilu 2009, dibanding perolehan pada pemilu sebelumnya.

Rapat Konsultasi Nasional Dewan Syura PKB pada akhir 2009 pun menilai perlunya islah agar partai itu tidak semakin terpuruk pada pemilu mendatang.

Advertisement

Muktamar NU ke-32 yang akan digelar di Makassar pada 22-27 Maret 2010 juga merencanakan untuk membahas kembali hubungan NU dengan PKB karena konflik internal PKB dinilai mengancam keutuhan warga NU yang merupakan pendukung terbesar partai itu.

ant/isw

Advertisement
Kata Kunci : Islah PKB
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif