Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Solo (Espos)–Bentrokan yang meletus antara warga Solo dengan suporter Persebaya, Minggu (24/1) lalu masih menyisakan kerugian materiil. Selain korban nyawa, akibat bentrokan tersebut sejumlah prasarana PT KAI Daop VI Solo Yogyakarta juga rusak.
Kepala pengawas prasarana PT KAI Daop VI, Broto Haryanto menyebutkan, sedikitnya sudah ada sembilan gardu perlintasan KA yang rusak akibat ulah Bonek. Kerusakan tersebut hanya terhitung mulai Kabupaten Sragen hingga Gawok, Sukoharjo. Sebanyak tiga gardu di Solo, tiga gardu di Palur, dan tiga gardu di Sragen.
“Kerusakan ini hanya sebatas prasarana. Soal kerusakan sarana berupa kereta menjadi wewenang PT KAI Daop VIII Surabaya,” ujarnya ketika ditemui Espos di ruang kerjanya, Senin (25/1).
Selain itu, lanjut Broto, sebanyak dua karyawan PT KAI juga mengalami cidera. Mereka adalah penjaga perlintasan KA di Sragen dan seorang masinis kereta luar biasa (KLB). “Penjaga palang di Sragen mengalami cidera di kepalanya terkena lemparan batu Bonek. Sedang karyawan lainnya yang mengalami cidera di kepalanya ialah seorang masinis KLB. Dia terpaksa dilarikan di RS Madiun,” terangnya.
Menurut Broto, bentrokan Bonek dengan warga sempat membuat sejumlah rel kereta api tak bisa dioperasikan sementara. Pasalnya, sejumlah pengadang seperti batu besar, pot, kayu, hingga perabotan rumah tangga dipasang di tengah-tengah rel. “Bom molotov juga sempat membuat karet sambungan kereta terbakar. Untung ada hujan, sehingga api mudah dipadamkan,” terangnya.
Wakil Humas PT KAI Daop VI, Joko menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan penyisiran atas sejumlah prasarana KA yang dimungkinkan terjadi kerusakan.
asa