Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Klaten (Espos)--Bantuan alat pengolahan limbah industri tepung pati dan suun dari aren di Desa Daleman Kecamatan Tulung, Klaten mangkrak selama tiga tahun akibat tidak adanya teknisi yang mampu mengoperasikannya.
Alat itu kini masih tersimpan di kantor Koperasi Yakin Maju desa setempat. Sejak bantuan itu diberikan, hingga kini, belum ada teknisi yang mampu mengoperasikan alat yang menelan anggaran senilai Rp 90 juta dari APBD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten tersebut.
Padahal, rencananya alat tersebut akan dijadikan sebagai pilot project bagi pemberdayaan limbah industri tepung pati dan suun milik warga setempat yang selama ini menjadi dilema.
Ketua Koperasi Yakin Maju, Joko Tripomo saat ditemui Espos di kediamannya, Senin (25/1) mengatakan, bantuan alat itu dimaksudkan untuk mengolah limbah industri tepung pati dan suun dari aren menjadi bahan bakar briket.
Alat tersebut merupakan bantuan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Klaten pada tahun 2007 silam. Namun, selama itu pula, alat itu belum bisa difungsikan sebagaimana mestinya. Menurut Joko, sebenarnya pihaknya sudah pernah mengoperasikan alat tersebut. Namun, alat tersebut tidak mampu berfungsi lantaran adanya kebocoran pada titik tertentu.
Selain tidak adanya teknisi, lanjut Joko, belum jelasnya pangsa pasar bahan bakar briket tersebut membuat anggota koperasi enggan memanfaatkan bantuan alat tersebut. Menurutnya, anggota koperasi lebih memilih aktif mengerjakan usaha tepung pati maupun suun mereka daripada memproduksi briket.
Sementara itu, Kadus III Pemerintah Desa (Pemdes) Daleman, Paryono mengatakan bantuan alat itu diberikan langsung dari BLH kepada Koperasi Yakin Maju. Dalam hal ini, Pemdes Daleman mengaku tidak tahu bagaimana sistem pengelolaan alat tersebut di bawah Koperasi Yakin Maju.
m82