News
Sabtu, 23 Januari 2010 - 15:11 WIB

BI pesimis pertumbuhan ekonomi 2010 bisa 5,5%

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
Bank Indonesia (BI) lebih pesimistis dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2010 ketimbang pemerintah. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2010 sebesar 5,5%, sedangkan BI 5,2%.

Pjs Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan prospek ekonomi domestik diperkirakan akan semakin membaik di 2010. Ekonomi diperkirakan tumbuh sekitar 5,2% di 2010.

Advertisement

“Pada tahun 2010, prospek ekonomi domestik diperkirakan akan semakin membaik. Ekonomi diperkirakan akan tumbuh sekitar 5,2% di 2010 dan selanjutnya meningkat menjadi sekitar 6,0% pada 2011,” tuturnya dalam pidato di acara pertemuan tahunan perbankan (Banker’s Dinner ) di Gedung BI, Jalan Thamrin, Jakarta, Jumat malam (22/1).

Darmin mengatakan, perekonomian Indonesia di 2010 diproyeksikan membaik karena disebabkan oleh kondisi eksternal yang lebih kondusif dengan pulihnya ekonomi dunia. “Namun, pemulihan global ini bergantung pada kesuksesan exit policy di negara-negara maju dan mitra dagang Indonesia,” imbuhnya.

Sedangkan terkait prospek stabilitas harga, Darmin mengatakan, tekanan inflasi di 2010 diperkirakan masih akan bersumber dari persoalan struktur pasar sejumlah komoditas makanan, distribusi, serta pengaruh harga internasional.

Advertisement

“Namun demikian, pencapaian prospek perekonomian di atas menghadapi sejumlah tantangan yang tidak ringan. Tantangan utama adalah bagaimana mendorong struktur pertumbuhan yang lebih seimbang melalui peningkatan investasi,” kata Darmin.

Darmin mengatakan, upaya peningkatan investasi di Indonesia tentunya membutuhkan ketersediaan infastruktur yang memadai dan perbaikan iklim investasi. Upaya ini juga sangat relevan dalam rangka memanfaatkan peluang dari pemulihan ekonomi global, termasuk dalam mengundang FDI (Foreign Direct Investment ).

Karakteristik industri pengolahan yang sangat tergantung bahan baku impor dan berdaya saing rendah berpotensi menjadi hambatan peningkatan produksi dalam memenuhi kenaikan permintaan domestik maupun eksternal.

dtc/isw

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif