News
Kamis, 21 Januari 2010 - 17:23 WIB

Bulog siapkan 300.000 ton beras untuk OP

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Perum Bulog saat ini telah menyiapkan beras sebanyak 300.000 ton yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 500.000 ton untuk melakukan operasi pasar (OP).

Dirut Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, disela-sela acara kunjungan Pasar Cipinang, Jakarta, Kamis (21/1), menyatakan, dari CBP yang dimiliki Bulog, sebanyak 300.000 ton akan digunakan untuk OP, sedangkan sisanya sebagai antisipasi kebutuhan bencana sebanyak 200.000 ton lebih.

Advertisement

“Seharusnya beras sebanyak 300.000 ton itu sudah bisa dilepas minggu-minggu ini,” katanya.

Namun demikian, lanjutnya, pelaksanaan OP beras tersebut nantinya akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah karena kegiatan OP juga akan menetapkan harga beras yang terjangkau bagi masyarakat bawah.

Advertisement

Namun demikian, lanjutnya, pelaksanaan OP beras tersebut nantinya akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Daerah karena kegiatan OP juga akan menetapkan harga beras yang terjangkau bagi masyarakat bawah.

Menurut dia, saat ini Bulog telah mengeluarkan beras sebanyak 186 ribu ton untuk operasi pasar di Mataram, Yogyakarta, DKI Jakarta dan Jayapura Papua.

OP, tambahnya, juga akan dilakukan terhadap wilayah-wilayah yang sudah memiliki potensi kenaikan harga beras yang wajar. Bahkan, kata dia, wilayah Banten akan menjadi salah satu tujuan OP dalam waktu dekat.

Advertisement

Seperti diketahui, pemerintah telah menurunkan batas minimal kenaikan harga beras sebagai dasar diberlakukannya OP, yaitu dari kenaikan harga beras minimal 25 persen menjadi 15 persen sehingga proses OP tidak harus menunggu sampai harga lebih tinggi lagi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, secara nasional harga rata-rata beras bulan Januari 2010 mengalami kenaikan 7,7 persen  dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Desember 2009 yaitu Rp 6.145 per kg menjadi Rp 6.250 per kg.

Daerah yang mengalami kenaikan dari batas harga toleransi atau diatas 15 persen  yaitu Mataram sebesar 31,13 persen, Jayapura 22,31 persen, Palembang 16,74 persen dan Banten 15,41 persen.

Advertisement

Sedangkan daerah yang perlu diwaspadai kenaikannya harganya, yaitu Bengkulu 14,88 persen, Mamuju 13,87 persen dan Denpasar 12,28 persen.

Sementara itu, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, mengatakan kenaikan harga beras hingga 15 persen pasca ditetapkannya harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras per 1 Januari 2010 dinilai masih wajar.

Berdasarkan Inpres no 07/2009 tentang Kebijakan Perberasan, pemerintah menaikkan HPP gabah untuk jenis Gabah Kering Giling dan Gabah Kering Panen serta beras HPP yang sebesar 10 persen.

ant/fid

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif