Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Jakarta–Pemerintah masih menjajaki perpanjangan batas waktu komitmen pinjaman siaga dari Bank Dunia. Batas komitmen pinjaman siaga dengan Bank Dunia ini adalah sampai akhir 2010.
Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Dhanapala Departemen Keuangan, Jalan Wahidin, Jakarta, Rabu (20/1).
“Saya rasa kemungkinan itu akan kita jajaki dan mungkin juga ada baiknya sebagai salah satu cushion atau bantalan pengaman,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, pihaknya masih melihat alokasi dan potensi kebutuhan negara pada tahun ini terhadap pinjaman siaga tersebut. Namun, dirinya menyatakan adanya kemungkinan kebutuhan pinjaman tersebut untuk mengantisipasi situasi membanjirnya penerbitan obligasi di pasar nasional dan internasional.
“Kemarin kita tidak tarik semuanya dan kita masih ada kemungkinan mengantisipasi kalau pasar bond atau surat utang baik internasional maupun nasional karena begitu banyaknya issuance (penerbitan) akan menimbulkan implikasi, kita tetap pelihara saja,” jelas Sri Mulyani.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto menyatakan pinjaman siaga tetap pada perjanjian awal yaitu berlaku pada tahun 2009-2010. Dia melihat pasar surat utang masih dalam keadaan normal.
“Deffered Drawdown Option (DDO) tetap saja seperti apa adanya. Kalau market masih bagus kita bisa dapat akses dari market. DDO tetap saja sebagai fasilitas siaga,” ujarnya.
Rahmat menambahkan pemerintah juga sedang negosiasi dengan lembaga keuangan bilateral dan multilateral untuk mendapatkan tambahan pinjaman program yang rencananya akan dinaikkan.
“Untuk upsize pinjaman program kita sedang usahakan. Sebelumnya, US$ 2,4 miliar. Sekarang masih negosiasi,” jelas Rahmat.
dtc/isw