Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Boyolali (Espos)–Harga telur di pasar tradisional di wilayah Boyolali merangkak naik hingga Rp 1.500/kilogram (kg) pascabulan Sura tahun 2010 ini.
Jika sebelumnya harga telur hanya sekitar Rp 10.000/kg, pada Rabu (21/1) naik hingga Rp 11.500/kg. Sementara itu, harga eceran beras kualitas sedang di Boyolali mencapai Rp 7.000/kg.
Kenaikan harga telur di pasaran tersebut diakui salah seorang pedagang barang-barang kebutuhan pokok (Sembako) di Pasar Kota Boyolali, Marminah, 40. Menurut Marminah, kenaikan harga telur tersebut mulai terasa setelah bulan Sura berakhir.
“Harga telur sempat anjlok saat bulan Sura lalu, dengan harga sekitar Rp 10.000 per kilogram. Namun setelah bulan Sura, harganya mulai naik sekitar Rp 500 per kilogram, menjadi Rp 10.500 dan sekarang naik lagi menjadi sekitar Rp 11.500 per kilogram,” ujar Marminah saat ditemui Espos di sela-sela aktivitasnya berjualan di Pasar Darurat Ngebong, Boyolali, Rabu.
Senada dikemukakan pedagang Sembako lainnya, Titin, 40. Titin menuturkan harga normal telur yang dijual eceran berkisar pada harga Rp 12.500/kg.
Menurut Titin, harga telur yang pada bulan Sura lalu sempat anjlok dipengaruhi minimnya permintaan pasar lantaran pada saat itu tidak banyak orang yang mengadakan acara atau hajatan.
sry