Lifestyle
Senin, 18 Januari 2010 - 19:55 WIB

Kuliner Pasar Gede, memikat dari pagi hingga malam hari

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PASAR GEDE—Pusat belanja dan wisata kuliner terbesar. Inilah saksi perkembangan ekonomi Kota Solo.

Pasar tua karya arsitek Belanda Thomas Karten ini tak hanya menjanjikan aneka barang yang mampu memuaskan hasrat berbelanja, namun juga sajian kuliner yang mampu memuaskan urusan lidah dan perut.

Advertisement

Pagi hari, begitu melangkahkan kaki dari pintu utama menuju area tengah, beragam menu sarapan langsung menyambut. Pecel ndesa cabuk rambak buatan Maryanti, 32, bisa jadi pilihan. Makanan yang isinya berupa irisan ketupat yang disiram saus berbahan wijen, kelapa, daun jeruk purut dan bawang putih ditambah kerupuk karak terasa begitu nikmat. Gurihnya wijen dan wangi aroma daun jeruknya berpadu sempurna. Pantaslah, jika cabuk rambak ini kerap diborong sejumlah hotel berbintang di Kota Solo.

”Tidak ada resep khusus karena sudah turun temurun,” ujarnya saat ditemui Espos di tempat jualannya, Senin (11/1). Untuk menikmatinya, pembeli cukup menebus satu porsi penganan ini dengan uang Rp 2.000. Kalau ingin sarapan yang tak beraroma nasi, lenjongan yang kebanyakan olahan dari singkong seperti tiwul, godril, lopis, gatot, sawut maupun aneka jenang juga bisa jadi alternatif.

Terlebih, jenang kolang-kaling buatan Suparti, 60, yang mangkal di dekat pintu utara Pasar Gede. Rasanya manis gurih dengan tekstur mirip kue lapis, sedikit kenyal. Selain itu, beragam kuliner makan siang juga tak kalah istimewa. Sebut saja timlo di kedai Timlo Sastro yang begitu fenomenal.

Advertisement

Bagi penggemar mi, ada kedai Mie Gajah Mas atau Mie Pinangsia. Ada pula menu pemuas selera purba ciri khas Solo asli, yakni tengkleng. Seperti halnya tengkleng legendaris Pasar Klewer buatan Bu Ediyem, tengkleng buatan Surati, 57, yang mangkal di pintu utama pasar juga selalu diserbu penggemarnya.

Jadi, alangkah baiknya, jika ingin menikmatinya, tibalah tepat waktu di tempat jualannya pada pukul 14.00WIB. Sedikit saja terlambat, dijamin tak kebagian. ”Apalagi kalau hari libur, belum ada satu jam, biasanya sudah habis,” ujar Surati. Sementara itu sebagai pelepas dahaga disiang yang panas, es dawet telasih bisa jadi salah satu penawarnya.

Oleh: Esmasari Widyaningtyas, Fetty Permatasari

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Kuliner Pasar Gede
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif