News
Rabu, 13 Januari 2010 - 16:06 WIB

Diduga ada lorong bawah tanah, Rumdin Danrem 073/Makutarama dibongkar

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Salatiga (Espos)--Rumah dinas Komandan Korem 073/Makutarama di Salatiga, Rabu (13/1) pagi dibongkar. Namun tidak seluruh bagian rumah masuk dalam daftar bangunan cagar budaya itu dibongkar, hanya salah satu tembok di lantai dasar rumah yang dijebol.

Pembongkaran itu dilakukan dalam upaya menemukan bukti terkait adanya informasi yang menyebutkan rumah tersebut memiliki lorong bawah tanah yang terhubung dengan Kantor Satlantas Polres Salatiga yang berjarak sekitar 200 meter memotong Jalan Diponegoro.
Sayangnya, dalam pembongkaran yang disaksikan langsung oleh Danrem Kolonel (Inf) Sakkan Tampubolon dan sejumlah pegawai dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) serta Dinas Perhubungan Komunikasi, Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar) Salatiga itu belum menemukan hasil.

Advertisement

Pembongkaran salah satu tembok ruang yang berada dilantai dasar Rumdin yang berusia lebih dari 50 tahun itu hanya menemukan sebuah ruangan lain yang sebelumnya tertutup tembok. Sementara ini, tidak ditemukan adanya lorong maupun akses menuju ruang bawah tanah di ruang tersembunyi tersebut.

Kepada wartawan Sakkan mengakui pembongkaran itu dilakukan untuk membuktikan kebenaran mengenai kabar yang menyeruak menyangkut Rumdin yang saat ini ia tempati.

“Ini upaya identifikasi apakah ada lorong bawah tanah seperti yag dibicarakan selama ini,” jelasnya.

Advertisement

Kepala Bidang Pemerintahan, Sosial dan  Budaya pada Bappeda, Adi Setiarso sebelumnya telah mengungkapkan perihal kabar adanya lorong penghubung Rumdin Danrem dengan kantor Satlantas. Jika memang lorong tersebut ada, menurut Adi, Pemkot berencana menjadikannya sebagai salah satu obyek wisata.

Adi menilai keunikan dan nilai historis yang mungkin ada dan melekat pada lorong tersebut akan menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Menyangkut keinginan Pemkot tersebut, Sakkan menyatakan kesediaannya. “Silaka saja, saya mendukung upaya pelestarian bangunan cagar budaya,” tegasnya.

Pembongkaran tembok dilakukan oleh empat petugas TNI. Namun sebelumnya, panitia pembongkaran menggelar ritual selamatan terlbih dahulu yang dipimpin oleh seorang paranormal. Para petugas itu diberikan ‘jampi-jampi’ agar tidak mengalami  hambatan dalam melakukan pembongkaran.

Advertisement

kha

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif