Berhubung rumahnya jauh dari jalan raya dan susah mencari becak atau angkot, Gembus pun segera ngebel Jon Koplo, sopir kantornya, karena Cempluk sudah pringas-pringis menahan sakit.
Ndilalah waktu itu di kantor tidak ada mobil nganggur kecuali sebuah mobil ambulans yang bertuliskan ”mobil jenazah”. Tak ada rotan, akar pun jadi. Karena keadaan mendesak, Koplo terpaksa memakai mobil itu untuk menjemput dan mengantar Gembus dan istrinya ke klinik bersalin.
Singkat cerita sampailah Koplo di rumah Gembus. Dengan dibantu Koplo, Gembus membopong isterinya ke dalam mobil. Hal ini membuat para tetangganya cemas melihat Gembus membopong isterinya ke mobil jenazah. Bahkan ada tetangganya yang langsung wara-wara kalau Lady Cempluk meninggal dan langsung dijemput mobil jenazah. Rumor tentang berita kematian itu pun segera beredar di kampung Gembus. Begitu pula ketika sampai di klinik bersalin, para perawat juga terheran-heran melihat kedatangan mobil jenazah tersebut. Namun setelah dijelaskan oleh Tom Gembus akhirnya mereka maklum.
Setelah anaknya lahir, Gembus buru-buru pulang diantar Koplo untuk mengambil ubarampe isteri dan anaknya. Sesampai di rumah Gembus sudah disambut para tetangganya yang sudah berkumpul. Bahkan ada yang langsung menyalami dan mengucapkan belasungkawa. Rupanya para tetangga Gembus teperdaya dengan mobil jenazah yang dibawa Koplo.
”Tenang, Saudara-saudara… Mobil ini tadi hanya untuk mengantarkan istriku ke klinik bersalin. Sekarang anakku telah lahir dengan selamat dan istriku juga sehat walafiat,” terang Tom Gembus.
”Oalaaah… Mobil jenazah bikin geger saja,” ujar para tetangga.
Kiriman Haryani Suharto SE, Jogoprajan RT 02/RW III, Serengan, Solo