Sukoharjo (Espos)--Sejumlah nasabah PD Badan Kredit Kecamatan (BKK) Polokarto menuntut tanggung jawab manajemen BKK setempat. Pasalnya, mereka kesulitan mencairkan dana tabungan lantaran kantor BKK dalam beberapa hari tutup.
Mereka juga menyesalkan sikap manajemen, lantaran hingga saat ini belum memberikan kepastian apapun terkait masalah yang melilit BKK.
Salah seorang nasabah, Sri, 52, warga Mranggen mengatakan dirinya berharap pihak BKK bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dengan baik-baik. Serta, memudahkan nasabah untuk mencairkan aset tabungan maupun deposito yang disimpan dalam BKK.
“Sejak hari Jumat kantor BKK tutup, bahkan hari ini juga masih tutup. Padahal, saya ingin menarik deposito dan tabungan saya untuk mendaftar haji, dengan kejadian seperti ini terus terang saya bingung mau mengadu kepada siapa. Pihak pengelola juga tidak ada satupun yang datang,” terangnya kepada wartawan, Senin (13/7) di kantor BKK setempat.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebelum akhirnya BKK tutup, sejak beberapa bulan lalu dirinya mengaku telah menangkap gelagat yang kurang baik dari pengelola. Pasalnya, setiap kali dirinya hendak mencairkan deposito, pihak pengelola hanya mampu mencairkan dana dalam jumlah yang terbatas, itupun diberikan secara bertahap.
“Saya ke sini hanya ingin mengambil uang deposito, tidak diberikan bunganya juga tidak apa-apa, tapi malah kantornya tutup dengan alasan yang tidak jelas. Terus terang saya sangat kecewa, belum lagi uang arisan yang juga belum bisa dicairkan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan, Widodo, 36, warga Desa Polokarto. Menurutnya, lantaran kantor BKK tutup tanpa alasan yang jelas, dirinya terpaksa tidak bisa mencairkan dana tabungan senilai Rp 4,2 juta. Dana tabungan milik tujuh orang yang sedianya akan dijadikan tabungan untuk persiapan Lebaran Qurban itu, lanjutnya, sengaja ditarik lantaran dirinya khawatir jika tetap disimpan dalam BKK tidak aman.
m78