Ah-tenane
Senin, 30 November 2009 - 13:22 WIB

Eret-eretan lepek

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Setelah berhasil mempersuntung gadis pujaannya yang bernama Lady Cempluk, Jon Koplo yang asli Kartasura ini harus tinggal beberapa hari di rumah mertuanya di Babadan, Ponorogo.
Namanya juga pengantin baru, selama berada di kota yang belum pernah diambah-nya itu, Koplo ingin jalan-jalan di Alun-alun Ponorogo.
Karena hari itu hari libur, suasana Alun-alun Ponorogo ramai. Di pinggir jalan banyak penjual dawet jabung. Karena penasaran, Jon Koplo mengajak Lady Cempluk mampir ke sana. Oh ya, yang menjadi khas dari dawet jabung Ponorogo adalah disajikan pada mangkok kecil seperti cangkir, di bawahnya terdapat lepek alias cawan. Tapi lepek tersebut cuma dipakai penjualnya waktu ngelungke dawet kepada pembeli. Jadi si pembeli hanya mengambil mangkok berisi dawet, tidak dengan lepeknya.
Tom Gembus si penjual dawet telah selesai meracik dawet jabung yang terdiri dari tape ketan, cendol putih, santan, juruh dan satu sendok teh nira kelapa. Ia pun menyodorkannya ke Jon Koplo. Karena Koplo tidak tahu tentang aturan mengambil mangkok, ia langsung menarik lepek tersebut. Dan mengetahui lepek-nya dibatek, Tom Gembus berusaha mempertahankan dengan menariknya. Maka terjadilah adegan eret-eretan lepek.
”Lho, Mas, yang diambil mangkoknya saja, jangan lepek-nya!” seru Tom Gembus.
Seketika itu juga wajah Jon Koplo langsung merah kisinan, sementara pembeli yang lain terlihat senyum-senyum ngampet ngguyu.
”Wadhuh Dik, kamu kok enggak kasih tahu aku ta?” kata Jon kepada Cempluk.
Bukannya menjawab, Lady Cempluk malah ngguyu kemekelen.  Kiriman Nining Cahyanti, Jl Kunti 448 RT 13/RW 02, Pandeyan, Maospati, Magetan 63392.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Jon Koplo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif