Ceritanya, mereka merayakan ulang tahun Lady Cempluk yang ke-25.
”Di sini saja, remang-remang kan lebih asyik. Sudah, pesen makanan sak senengmu, aku yang bayar!” komando Cempluk.
Empat sekawan itu pun larut dalam obrolan ngecuprus sambil menikmati menunya masing-masing. Lagi seru-serunya ngobrol, tiba-tiba seorang pengamen datang dan langsung genjrang-genjreng sambil nyanyi, sementara Cempluk tetap ngecuprus sambil mendengarkan suara si pengamen yang lumayan merdu itu. Bahkan Jon Koplo sempat me-request lagu ulang tahun agar suasana lebih meriah.
”Pluk, wis rampung, dhuwite!” senggol Gendhuk Nicole. Dengan setengah kaget, Cempluk langsung buka dompet dan ndudut selembar uang dan langsung diberikan kepada si pengamen.
”Terima kasih, Mbak! Selamat ulang tahun…” jawab si pengamen dengan ekspresi senang.
Cempluk Cs pun melanjutkan obrolannya hingga tak terasa sudah jam setengah sebelas malam. ”Aku tak mbayar sik,” kata Cempluk.
Setelah itung-itungan dengan bakul hiknya, akhirnya total yang harus dibayar Rp 45.000. Namun begitu buka dompet, Cempluk kaget, ”Lho, dhuwitku sing rong puluhan kok ra ana?” Cempluk opyak. ”Apa kleru tak kek-ke pengamen mau ya?”
”Oh, bisa jadi, Pluk. Soalnya pengamen tadi terima duit sambil senyum-senyum, merasa dikasih hadiah ulang tahun,” sahut Nicole.
”Wis, diikhlaske wae. Ini kan ulang tahunmu? Idhep-idhep ngamal”, ujar Koplo.
Dengan wajah njegadul akhirnya Cempluk terpaksa mengeluarkan lembaran lima puluh ribuan untuk membayar hik. ”Untung yang tak kasihkan pengamen tadi bukan yang ini,” gumamnya masih belum ikhlas. Kiriman Sarjono, Jl Flamboyan Dalam RT 02/XI, Purwosari, Solo 57142.