News
Rabu, 30 Desember 2009 - 11:05 WIB

Tujuh tahun lamanya Santi dalam kondisi badan melepuh...

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Bentuk
badannya tak lagi sempurna. Hampir separuhnya sudah rusak. Jarinya pun tidak lagi berbentuk. Dengan melihat bibirnya saja, kita bahkan bisa mengetahui sekeji apa perbuatan yang telah ia terima.

Itulah kondisi Santi Sambono (27) warga asal Ambon. Santi adalah korban kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya sendiri, Raymond Riantobi. Dengan tega, Raymond membakar istrinya sekitar tujuh tahun silam.

Advertisement

Saat itu Raymond pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Raymond lantas merusak benda-benda yang ada di rumah dan membentak Santi.

Tak kuasa melihat tindakan suaminya, Santi meminta izin untuk pergi ke rumah ibunya. Namun ia justru disiram oleh minyak dari lampu pijar dan Raymond pun membakarnya.

“Dan sampai sekarang kasus pembakaran Santi tidak pernah ditindaklanjuti oleh pihak berwajib dengan alasan tidak ada cukup bukti dan saksi pada saat peristiwa pembakaran terjadi,” ujar staf Kiat Orang Miskin Menembus Birokrasi (KOMMBI) Sandra, Rabu (30/12).

Advertisement

KOMMBI secara sukarela memboyong Santi jauh-jauh dari Ambon ke Jakarta. Jaringan ini juga bermaksud untuk mendampingi Santi selama berada di Jakarta.

Tak cuma itu, Santi juga sempat disiram oleh air panas. Pernah juga, saat ia dibakar, Raymond mengambil sekumpulan plastik dan menaruh di atas kepala Santi hingga meleleh.

Selama tujuh tahun, Santi hanya hidup dari belas kasihan warga di desa Laha, Ambon dan pihak jemaat Gereja tempat ia tinggal. Sudah banyak pihak yang mengumbar janji untuk membantu biaya perawatan. Namun itu semua hanyalah wacana.

Advertisement

“Bahkan, keterpurukan Santi sempat dipergunakan sebagai alat politik untuk menangguk suara rakyat demi langgengnya kedudukan dan jabatan di pemerintah daerah,” ketus Sandra.

Berkat bantuan beberapa relawan, tidak lama lagi Santi akan menjalani operasi penyembuhan. Diperkirakan biaya operasi dan obat-obatan menembus angka Rp 100 juta.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif