News
Selasa, 29 Desember 2009 - 09:34 WIB

Pertumbuhan ekonomi 2010 diprediksi kurang berkualitas

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2010 diprediksi akan menjadi pertumbuhan ekonomi yang kurang berkualitas.
Jika pemerintah menargetkan angka pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,5%, maka Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, optimis angka pertumbuhan bisa lebih dari 5,5%.
“Maksimal berkisar antara 5,4% hingga 5,9%. Tapi, pertumbuhannya tidak berkualitas,” tutur Faisal yang juga Ketua Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, saat ditemui Espos di Sahid Jaya Solo, Senin (28/12).
Pertumbuhan yang tidak berkualitas, menurut Faisal, lebih disebabkan karena dunia industri Indonesia tahun 2010 menghadapi tantangan yang cukup berat dari adanya ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA). Di mana, ancaman yang paling berat bagi dunia industri adalah pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dengan melihat karakter sumber daya manusia Indonesia saat ini, tingginya PHK tidak akan membuat angka pengangguran naik. “Mereka (korban PHK-red) akan menyemut di sektor usaha informal. Sebut saja, tukang ojek, pedagang kaki lima dan sektor informal lain.”
Meningkatnya jumlah pekerja di sektor informal ini, akan menjadi gejala yang tidak sehat. Lantaran, mereka bekerja tanpa ada jaminan, asuransi dan persaingan di tingkat bawah akan semakin ketat. “Orang mungkin rela saling bunuh hanya demi uang Rp 10.000,” ujar Faisal. Tahun ini saja, lanjut Faisal, sekitar 70% jumlah orang yang bekerja di Indonesia berada di sektor informal.

Advertisement

“Tahun 2010, dengan adanya PHK karena sektor industri tidak mampu bersaing dengan China, bisa lebih besar lagi. Persoalan semacam ini yang juga akan menjadi tekanan perekonomian nasional, dan saya katakan pertumbuhan angka 5,5% itu tidak berkualitas.”

Padahal, kembali disampaikan Faisal, tahun 2009 ini perekonomian nasional sudah memiliki modal cukup kuat menghadapi tahun 2010. Di mana, pascakrisis global Indonesia mampu mempertahankan angka pertumbuhannya pada posisi positif, berkisar 4,3%.

Tidak seperti negara lain yang mengalami pertumbuhan negatif. Ia menjelaskan, inflasi rendah yakni 2,4% maka daya beli masyarakat dalam kondisi baik, konsumsi masyarakat pun tumbuh cukup signifikan. “Tahun ini konsumsi masyarakat tumbuh sekitar 5%. Dalam pertumbuhan domestik bruta (PDB) saja, konsumsi masyarakat berada pada posisi 60%.” Selain itu, lanjutnya, nilai tukar rupiah yang stabil berada pada kisaran Rp 9.400-Rp 9.500 per US$, juga menjadi modal lumayan bagi perekonomian tahun 2010.
Sehingga, untuk mengambil momen ini yang dihadapkan dengan tantangan AC-FTA, maka sektor industri harus terus digenjot.

Advertisement

haw

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif