News
Senin, 28 Desember 2009 - 14:37 WIB

Terjadi kelangkaan BBM, BPH Migas ancam cabut izin distributor

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–BPH Migas akan mencabut izin badan usaha yang menjadi distributor BBM bersubsidi tahun depan jika terjadi kelangkaan BBM di daerah yang didistribusikannya.

“Kalau ada satu badan usaha yang gagal pasok. Maka BPH akan menunjuk badan usaha lain untuk menggantikan badan usaha tersebut,” ujar Kepala BPH Migas Tubagus Haryono usai acara penyerahan SK Penugasan Distributor BBM Bersubsidi 2010 di Kantor BPH Migas, Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Senin (28/12).

Advertisement

Tubagus menyatakan, penunjukan tersebut akan dilakukan melalui sidang komite dan BPH akan menunjuk langsung badan usaha yang sudah dianggap memenuhi persyaratan.

“Kami akan tunjuk badan usaha yang memenuihi persyaratan dan sudah memiliki outlet yang menyalurkan BBM,” ungkap dia.

Selain mencabut izin untuk menyalurkan BBM bersubsidi, BPH Migas juga akan melakukan evaluasi terhadap keikutsertaan badan usaha tersebut dalam tender distributor BBM bersubsidi tahun depan.

Advertisement

“Kita akan evaluasi tahun depannya,” ungkapnya.

Seperti diketahui, BPH Migas telah menunjuk PT Aneka Kimia Raya (AKR) Coorporindo Tbk dan PT Petronas Niaga Indonesia sebagai pendamping PT Pertamina (Persero) untuk menyalurkan BBM bersubsidi tahun 2010. Surat keputusan penugasan kepada tiga badan usaha tersebut akan diserahkan hari ini.

Rencananya, AKR akan menyalurkan solar di Kota Deli Serdang,m Medan, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Tunmur, Lampung Utara, Bandar Lampung, Banjarmasin dan Pontianak dengan volume solar yang disalurkan sebesar 56.500 Kiloliter .

Advertisement

Sementara Petronas akan menyalurkan premium sebanyak 20.440 KL di empat SPBN di Medan dan sisanya disalurkan oleh PT Pertamina (Persero).

Adapun total BBM bersubsidi yang akan disalurkan tahun depan 36,5 juta KL, dimana premium (mogas) sebesar 21,4 juta KL, Minyak tanah 3,8 juta KL dan Solar 11,25 juta KL.

“Dengan terpilihnya Pertamina dan dua badan usaha lainnya diharapkan tidak ada kelangkaan BBM bersubsidi tahun depan,” pungkas Tubagus.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif