News
Sabtu, 26 Desember 2009 - 13:23 WIB

Baridin semula mengaku bernama Usmani

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Garut–Mertua Nordin M. Top, Baridin, semula mengaku bernama Usmani dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat pertama kali melapor ke Ketua RT 04/X, di kampung Banyuasih, desa Pamalan Cikelet, Garut, enam bulan lalu.

Ketua RT 03/10 Elan Suherlan menyatakan, Sabtu, dalam KTP yang dilaporkan ke RT 04 itu Baridin tercatat penduduk Sleman, Yogyakarta.

Advertisement

Kemudian menempati rumah gubuk berukuran 6 meter persegi berdekatan dengan tetangganya Samino, sama-sama mengais profesi sebagai penyadap kelapa untuk gula merah, katanya.

Namun belakangan diketahui ia bernama Baridin setelah ditangkap Kamis dinihari (24/12) lalu, oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88. Sebelumnya banyak personil bersenjata mengepung gubuk Baridin, Samino menambahkan.

Samino mengaku selama ini sama sekali tak menyangka tetangganya tersebut buronan polisi serta mertua gembong teroris Noordin M. Top, meski sempat melihat banyak kabel dan satu pesawat televisi kecil, ujarnya.

Advertisement

Sebelumnya Baridin pun melakukan pendekatan dengan warga setempat, untuk diajari memproses pembuatan gula merah, selanjutnya menjadi buruh pembuatan gula aren, katanya.

Baridin  selama berdomisili di kampung Banyuasih desa Pamalayan kecamatan Cikelet, 120Km arah selatan dari pusat kota Garut selain berprofesi sebagai penyadap kelapa untuk gula merah, dikenal pula oleh warga setempat akhli listrik.

Mertua Noordin M. Top itu pandai memperbaiki instalasi listrik rumah warga, seperti pernah dialami Pandi(45) yang juga Ketua RT.05/10. Instalasi listrik rumahnya rusak akibat gempa bumi yang berkekuatan 7,3 SR pada 2 September lalu, dapat diperbaiki oleh Baridin, katanya, Jumat.

Advertisement

Sebelumnya Pandi berniat memanggil tukang listrik bahkan menyiapkan upah perbaikan, namun Baridin menawarkan jasa perbaikan kemudian diberi kesempatan mengerjakan, dan listrik pun bisa menyala sampai sekarang, meski awalnya tak percaya, katanya.

Buron Densus 88 itu juga selama ini dinilai banyak membantu masyarakat sebagaimana diungkapkan oleh Firoh, karena ia rajin mengajar anak-anak membaca Al Quran setiap selesai shalat Magrib, bahkan rajin shalat berjamaah bersama warga sekitarnya.
Ant/tya

Advertisement
Kata Kunci : Baridin Teroris
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif