News
Sabtu, 19 Desember 2009 - 19:08 WIB

Terseret gelombang laut, Tim SAR sisir pantai

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Bantul–
Tim SAR Pantai Parangtritis hingga Sabtu sore masih melakukan pencarian terhadap satu korban kecelakaan laut yang hilang terseret gelombang ketika sedang mandi di pantai selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Menurut Ketua Tim SAR Pantai Parangtritis Suroyo, pihaknya masih terus mencari M Arif (18) korban tenggelam dan terseret gelombang laut, dengan menyisir sepanjang pantai itu.

Advertisement

M Arif warga Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini hilang terseret gelombang laut Pantai Parangtritis pada Jumat (18/12) sekitar pukul 16.45 WIB, ketika korban bersama seorang temannya mandi di laut itu.

Saat kejadian, teman korban yaitu Olan Mucholik Wibowo (18) yang juga sempat terseret gelombang laut berhasil diselamatkan tim SAR.

Suroyo mengatakan tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap korban M Arif, namun hingga Sabtu sore belum ada tanda-tanda mengenai keberadaan korban.

Advertisement

“Kendala dalam melakukan pencarian korban karena luasnya pantai ini. Meski diketahui lokasi korban terseret gelombang laut, namun belum tentu keberadaan korban masih berada di sekitar tempat tersebut,” katanya.

Ia mengatakan tim SAR tidak gegabah dalam melakukan pencarian terhadap korban tersebut, mengingat gelombang laut pantai selatan Kabupaten Bantul saat ini sedang tidak menentu. “Terkadang gelombangnya tinggi, kemudian normal kembali, dan tiba-tiba tinggi lagi,” katanya.

Menurut dia, tim SAR Pantai Parangtritis dalam melakukan pencarian korban  bekerja sama dengan sejumlah nelayan setempat.

Advertisement

Suroyo mengatakan biasanya jika ada korban hilang terseret gelombang laut pantai ini, dalam waktu 12 jam setelah kejadian, korban belum akan terlihat. “Setelah 24 jam sejak kejadian, biasanya baru terlihat korban mengapung di permukaan laut,” katanya.

Ia menyebutkan lokasi terseretnya korban merupakan kawasan palung laut yang berbahaya. “Korban saat itu meski mencoba berenang, langsung terseret gelombang dan hilang di kedalaman laut,” katanya.

Menurut dia, tidak jauh dari lokasi korban terseret gelombang dan akhirnya hilang, sudah ada papan peringatan dilarang mandi di laut karena tempat itu meruakan kawasan palung yang berbahaya.

ant/isw

Advertisement
Kata Kunci : Gelombang Laut
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif