Masjid tampak regeng. Panitia sibuk. Ada yang nggodhog wedang, ada yang nguliti, ngiris-iris daging, menyiapkan timbangan dan tas kresek untuk tempat daging yang akan dibagikan kepada yang berhak. Sementara
ibu-ibu sibuk menanak nasi dan masak tengkleng yang nanti akan digunakan makan siang wong sak masjid.
Para remaja masjid tak mau ketinggalan, mereka berencana nyate bareng. Ada yang membuat bumbu sate,nyunduki daging dan Lady Cempluk sampai rela pulang ke rumah mengambil anglo. Sedangkan ketua remaja masjid yang bernama Tom Gembus pergi membeli arang dan minyak tanah yang ditempatkan pada sebuah botol minuman.
Sebelum acara mbakar sate dimulai ternyata semua panitia break dulu menikmati minuman dan snack. ”Wadhuh, sumuk-sumuk ngene kok kon ngombe teh panas. Marai tambah gembrobyos,” keluh Jon Koplo ketika tahu minuman yang dihidangkan adalah teh panas.
Di sebelah anglo Jon Koplo melihat sebotol minuman warna ungu. ”Lha iki ana sirup rasa anggur. Mbuh nggone sapa, sikat wae, nggo tamba ngelak,” batin Koplo sambil menyambar botol tersebut. Tapi baru diminum sedikit Jon Koplo langsung gebres-gebres. Ternyata botol itu berisi minyak tanah yang baru saja dibeli Tom Gembus. Karuan saja kejadian tersebut langsung mengundang tawa wong sak masjid.
Rupanya Jon Koplo belum tahu, setelah konversi minyak tanah ke gas, minyak tanah yang beredar di pasaran warnanya ungu mirip sirup anggur. Ooo… dasar nggragas.
Kiriman Satafa Alfian Najam, Mantung RT 02/RW 13 Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo