Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Jakarta--Sidang Dewan Eksekutif menjadi pemanasan Asian Parliamentary Assembly (APA). Keuangan menjadi isu sensitif dan usulan resolusi Indonesia soal terorisme nyaris menimbulkan salah paham.
Sidang Dewan Eksekutif untuk APA dipimpin Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Hidayat Nur Wahid di Hotel Savoy Homann, Bandung, Senin (7/12) malam. Sejumlah negara anggota mengajukan draf resolusi untuk disahkan dalam Deklarasi Bandung.
Indonesia mengajukan draf resolusi soal dialog antar agama dan pencegahan terorisme. Palestina tidak ingin agar definisi terorisme justru menghambat perjuangan mereka atas agresi Israel.
“Sedikit salah paham soal dialog antar agama dan pencegahan terorisme. Indonesia menegaskan kita selalu mendukung perjuangan Palestina sehingga Palestina tidak perlu kuatir. Libanon dan Suriah juga menghadapi perjuangan yang sama,” kata Hidayat.
Dalam sidang itu, diputuskan juga untuk menunda dua isu keuangan sampai 2010. Dua isu itu adalah regulasi keuangan untuk mendanai APA dan kontribusi dana dari setiap anggota APA.
“Disepakati untuk ditunda karena harus disiapkan melalui sub komisi khusus. Masalah budget dan keuangan ini sensitif jadi harus dibahas tapi tidak sekarang,” lanjut Hidayat.
Hidayat puas karena anggota APA secara aktif mengajukan solusi yang bisa disepakati soal penundaan isu keuangan ini. Berbagai draf resolusi baru pun disumbangkan untuk memperkaya Deklarasi Bandung. Indonesia menyumbang isu terorisme, Palestina menyumbang draf soal masalah Palestina sendiri dan Rusia menyumbang draf pemberantasan perdagangan narkoba di Afghanistan.
“Draf resolusi telah diterima dan akan dibahas dalam steering commitee untuk nantinya menjadi bagian dari Deklarasi Bandung,” pungkas Hidayat.
dtc/isw