News
Jumat, 4 Desember 2009 - 16:30 WIB

Pemerintah siap bangun pabrik Panel Surya senilai Rp 50 miliar

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Jakarta–
Pemerintah membutuhkan investasi hingga Rp 50 miliar untuk membangun pabrik panel surya yang akan dikembangkan Lembaga Elektronika Nasional (LEN). Pabrik yang akan dibangun di Bandung ini rencananya akan menghasilkan listrik 5 Megawatt.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Menko Perekonomian siang ini (4/12).

Advertisement

“Nilai investasinya sekitar Rp 30 miliar atau Rp 50 miliar. Yang kaca film itu saja, itu saya belum tahu berapa, itu yang dipaparkan nanti, itu tentu lebih mahal. Cuma itu memang lebih murah di dalam pemeliharaan, lebih gampang penggunaanya, lebih murah maintainance -nya,” ujar Hatta.

Hatta menjelaskan roadmap pembangunan pabrik panel surya ini telah siap. Hanya saja, masih perlu dikoordinasikan dengan Menteri ESDM untuk menentukan jenis panel yang akan dibuat. Dalam roadmap , rencana pembangunan pabrik panel surya ini akan mulai dilaksanakan pada tahun 2010.

“Pabrik panel surya LEN sudah siap dengan roadmap -nya termasuk pengembangan panelnya, itu sudah. Tinggal rapat lagi dengan Menteri ESDM dan yang lain, untuk membangun industri panel itu. Memang ada 2 pilihan, teknologi yang satu itu adalah yang tipis, yang satu itu yang biasa, yang lama menggunakan bahan silikon, apa silika,” jelas Hatta.

Advertisement

Mengenai skema pendanaan, menurut Hatta menjelaskan pihaknya akan menyerahkan kepada Menneg BUMN. Yang jelas, dana tidak akan menjadi prioritas dalam APBN.

“Skema itu tetap menggunakan BUMN, nanti kita bicara dengan Menneg BUMN apakah nanti mereka menggunakan investasinya BUMN sendiri atau seperti apa, memang kita tidak mempertimbangkan prioritas utama menggunakan APBN, sebab itu kan secara bisnis visible , komersialnya visible untuk dikembangkan,” ujar Hatta.

Menurut Hatta, pengembangan teknologi panel surya ini sangat dibutuhkan sebagai program pengembangan energi terbaruka  yang merupakan program Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. Penggunaannya, tambah Hatta, untuk memenuhi pasokan listrik di daerah-daerah terpencil.

Advertisement

“Sel surya ini ke depan itu tidak hanya digunakan untuk diversifikasi energi, tapi yang penting juga elektrifikasi daerah-daerah yang belum dapat aliran listrik karena terpencil, misal kepulauan, pesisir, seperti prkampungan nelayan, itu ikannya tidak bisa didinginkan karena tidak ada listrik,” jelas Hatta.

dtc/isw

Advertisement
Kata Kunci : Panel Surya Rp 50 Miliar
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif