Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Klaten (Espos)–Sejumlah pedagang yang menjadi korban kebakaran pada September lalu mendesak pihak pengelola segera melaksanakan pembangunan kios. Mereka menilai, tempat relokasi yang mereka tempati tidak nyaman untuk aktivitas perdagangan.
Salah seorang pedagang cindera mata, Sarijo menuturkan, sejak menempati los darurat pada Oktober lalu, jumlah pengunjung mengalami penurunan signifikan.
Ia menilai, menurunnya jumlah pengunjung disebabkan lokasi los darurat yang tidak representatif untuk aktivitas perdagangan. Dia menjelaskan, luas masing-masing los darurat mencapai 2×2 meter.
Atap kios tersebut terbuat dari terpal sehingga membuat sirkulasi udara tidak berjalan denga lancar. Sementara jumlah pedagang yang berada di bawahnya mencapai puluhan orang. Akibatnya, suhu udara di dalam los darurat terasa panas sehingga mengganggu kenyamanan baik pedagang maupun calon pembeli. “Kondisinya sepi. Dalam sehari, hanya beberapa orang yang datang. Bahkan, saya pernah mengalami selama tiga hari berjualan dagangan tidak ada yang lalu,” tutur Sarijo saat ditemui Espos, Rabu (2/12).
Sementara itu, Kepala Unit Taman Wisata Candi Prambanan, Ir Djoko Sutono saat dihubungi, Kamis (3/12) mengaku belum bisa menentukan kapan proses pembangunan kios dibangun.
Menurutnya, yang berhak menentukan pembangunan kios Prambanan adalah Kementrian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di menjelakaskan, dalam hal ini pihaknya hanya bertugas dalam melakukan pendataan terhadap sejumlah pedagang. Data tersebut rencananya dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kios oleh Kementrian Negara BUMN.
Moh Khodiq Duhri