News
Selasa, 1 Desember 2009 - 14:05 WIB

Picu kanker payudara, Inggris larang botol susu bayi dengan BPA

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


London-
-Bahaya pemakaian botol susu yang mengandung zat kimia Bisphenol A atau lebih dikenal sebagai BPA, terus menjadi perdebatan. Bahkan para ilmuwan Inggris menyerukan agar botol-botol susu tersebut dilarang. Alasannya, ada bukti kuat yang mengaitkan BPA dengan risiko kanker payudara.

BPA banyak digunakan pada produk-produk plastik. Bahan kimia tersebut saat ini kian menimbulkan kekhawatiran para ilmuwan internasional seperti Inggris, AS dan Kanada.

Advertisement

Organisasi Kanker Payudara Inggris, Breast Cancer UK seperti dilansir AFP, Selasa (1/12) menyerukan pemerintah Inggris untuk melarang botol-botol susu bayi dari plastik yang mengandung BPA.

Lembaga AS, Endocrine Society pada Juni lalu mendesak adanya studi yang lebih baik mengenai BPA. Lembaga tersebut juga menyampaikan riset yang menunjukkan bahwa BPA bisa berdampak pada jantung wanita dan secara permanen merusak DNA tikus.

Dikatakan Vyvyan Howard dari institut riset ilmu biomedis Universitas Ulster, saat ini masih terlalu sedikit yang diketahui mengenai bahaya potensial BPA. Namun bayi-bayi harus dilindungi dari bahaya BPA.

Advertisement

“Bayi-bayi dalam tahun pertama mereka belum sepenuhnya memiliki kemampuan membersihkan BPA dari tubuh mereka secepat orang dewasa,” kata Howard.

“Sistem hormon mereka juga lebih rentan akan perubahan halus yang bisa berdampak pada risiko jangka panjang mereka akan penyakit kanker dan kondisi kronis lainnya,” imbuhnya.

Howard menekankan perlunya menghentikan pemakaian botol susu yang mengandung BPA atau pilihlah produk-produk botol susu plastik yang bebas dari BPA atau diberi label “BPA free”.

Advertisement

Breast Cancer UK mengeluarkan statemen bahwa saat ini “ada bukti ilmiah yang jelas dan kuat” dari eksperimen-eksperimen laboratorium yang mengaitkan terpaan level rendah BPA dengan meningkatnya risiko kanker payudara dan kondisi kronis lainnya.

dtc/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif